Serang (Antara News) Berbekal tujuh batu kerikil untuk menjalankan ibadah wajib melempar Jumrah saat ibadah haji menjadi kenangan tersendiri bagi jemaah yang baru kembali dari tanah air.

Kegiatan ini diselenggarakan di Mina usai bermalam di Muzdalifah, batu-batu tersebut biasanya dibagi-bagikan panitia saat sebelum ke Muzdalifah.

Seperti diutarakan Bambang SW (56) jemaah haji asal Kota Tangerang saat ditemui, Kamis, kegiatan Lempar Jumrah dilakukan selama 3 hari dimulai pada tanggal 10 Dzulhijah selain melemparkan 7 batu kerikil,  kemudian dilanjutkan dengan mencukur rambut secara merata.

Ada pula mencukur rambut kepala secara merata, “saat melakukan lempar jumrah ada tiga tempat yang harus dilempari batu di jamarah, jamak dan jamaraat  dengan 7 batu kecil yang sudah diberi oleh panitia saat sebelum bermalam di Muzdalifah dan lokasi lempar jumrah di Jembatan Jumrah di Mina”tegasnya.

Saat ditanyai tentang peraturan saat lempar jumrah para jammah juga harus memperhatikan peraturan  saat melakukan kegiatan terbsebut pada 3 hari melakukan lempar jumrah pada setiap harinya ada jam jam yang harus dipatuhi ada jadwal sesuai negaranya masing masing,  karna bila tidak dijadwal akan terjadi hal seperti desak desak antar jammah yang akan menimbulkan sesak maka dari itu para jamaah harus patuhi peraturan yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia dan Arab Saudi di lokasi lempar jumrah tersebut.

Lempar jumrah adalah kegitan yang wajib dilakukan saat melakukan ibadah Haji di  tanah suci Arab Saudi, kegiatan yang dilakukan adalah melemparkan batu batu kecil atau kerikil yang diambil saat bermalam di Muzdalifah, ditanah hamparan sekitar tempat tersebut.Setelah bermalam di Muzdalifah berlanjut untuk ke Mina Untuk melakukan Lempar Jumrah “meninggalkan Muzdalifah dan menuju Mina lancar dan tertib” ujar Bambang Sw Jemaah Haji yang berasal dari  Kota Tanggerang yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Tangerang.


“Untuk lempar jumrah tidak ada masalah batu kecil untuk lempar jumrah sudah disiapkan pemerintah Arab Saudi, pembagian batu ketika di Arafah sehingga di Muzdalifah tidak mencari batu lagi. Prosesi lempar ke 3 nya lancar sesuai jadwal per Negara”ucapnya.

Lempar jumrah juga dilakukan tidak menggukan batu yang asal batu yang digunakan pun batu yang diambil harus berasal dari hamparan saat bermalam di Muzdalifah tetapi saat ini batu tersebut sudah di sediakan oleh panitia di Arafah sehingga di Musdalifah tidak memcari batu lagi, selain itu fisik juga harus dijaga saat melakukan kegiatan lempar jumrah.

Lempar jumrah dilakukan pada tanggal 11,12,13 Dzul Hijjah selama tiga hari para jamaah melemparkan batu di Jembatan Jumrah pada tanggal 11 sampai 13 Dzul Hijjah batu yang dilemarkan 21 batu yang dibagi 3 tempat, jadi setiap harinya pada kegiatan ini membawa 21 batu kerikil yang sudah disiapkan sebelumnya, “Ini lokasi jumroh sangat luas tembok berbentuk elipe itu sehingga bisa cari lokasi yg kosong bisa sebelah kiri kanan atau sebaliknya”tegas Bambang SW Dosen dari Universitas Muhammadiyah Tangerang

Ada pesan yang disampaikan untuk para calon jamaahh haji untuk tahun kedepannya yaitu, "Pelajari tata cara berhaji denga tekun agar saat pelaksanan lancar,persiapkan fisik yang kuat dan mental saat pelaksanaan terutama pada waktu armina, dan jangan lupa bawa makanan yang kering kering untuk dibawa dan menambah stamina saat pelaksaanan".

Pewarta: Irfan Fahrulroji Suparlin

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017