Lebak (Antara News) - Ribuan warga Banten Kidul melaksanakan ritual adat "seren taun" sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan panen padi melimpah.
Upacara ritual "seren tahun" dipusatkan di Desa Cisungsang, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak.
"Kami melaksanakan upacara adat itu setelah musim panen padi dan sudah berlangsung hingga 700 tahun," kata tetua adat Banten Kidul Cisungsang Abah Usep Suyatma di Lebak, Minggu.
Ritual upacara seren taun hingga kini masih dilestarikan oleh masyarakat Banten Kidul sebagai ungkapan rasa syukur atas melimpahnya panen padi.
Pelaksanaan seren taun digelar selama tujuh hari tujuh malam dan difokuskan di "Imah Gede" atau rumah besar yang menjadikan tetua adat Cisungsang Abah Usep Suyatma.
Masyarakat Kasepuhan Cisungsang mengenal modernisasi, namun budaya leluhur tetap dipegang dan dilestarikan.
Ritual seren taun itu menyimpan padi ke dalam lumbung dan dilaksanakan di empat desa yang menjadi satu kesatuan adat, yakni Desa Cicarucub, Bayah, Citorek, dan Cipta Gelar.
Cisungsang memiliki wilayah kurang lebih 2.800 kilometer persegi, dan terletak di kaki Gunung Halimun.
"Kami setiap tahun melaksanakan ritual seren taun dan menjadikan daya tarik untuk dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara," kata Abah Usep Suyatma.
Sementara itu, Bupati Lebak Iti Octavia mengemukakan budaya adat Banten Kidul menjadikan objek wisata sudah diajukan ke Kementerian Pariwisata sebagai aset Pariwisata Nasional.
"Seren Taun kasepuhan Cisungsang adalah kearifan lokal sebagai salah satu wisata budaya yang harus kita lestarikan," ujar Bupati Lebak Iti Octavia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017