Lebak  (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Lebak optimistis Banten menjadi lumbung jagung untuk ketersedian nasional dengan luas tanam 87.000 hektare melalui Program Upaya Khusus (Upsus) Jagung yang digulirkan Kementerian Pertanian.

"Kami yakin Banten ke depan menjadi sentra produksi jagung dan bisa memenuhi kebutuhan pangan nasional," kata Kepala Seksi Perselia Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dadan Firdaus di Lebak, Sabtu.

Ia menyebutkan pemerintah terus mendorong petani agar mengembangkan tanaman jagung guna meningkatkan produksi komoditas pangan itu.

Penyaluran bantuan benih jagung melalui program upsus jagung didistribusikan ke delapan daerah antara lain Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tangerang, Kota Serang, Kota Cilegon dan Kota Tangsel.

Namun, penyaluran benih jagung Program Upsus terbesar di Kabupaten Lebak seluas 30.000 hektare sebab Kabupaten Lebak memiliki lahan cukup luas baik milik masyarakat, BUMN maupun perusahaan swasta.

Bantuan bibit jagung unggul dan berlabel disalurkan melalui Dinas Pertanian setempat meliputi benih jagung hibrida jenis NK 212, Pioner dan Metro dengan masa tanam selama 90 hari.

Pengembangan tanaman jagung tersebut cocok dibudidayakan di lahan darat maupun persawahan.

"Kami berharap Banten menjadi lumbung jagung sehingga pemerintah tidak mengimpor lagi," katanya.

Menurut dia, produksi jagung di Provinsi Banten tahun 2016 meningkat hingga mencapai 1.500 persen dari tahun sebelumnya.

Peningkatan produksi tersebut setelah digulirkan Program Upsus jagung, kedelai dan padi.

Bahkan, produksi jagung untuk Kabupaten Lebak bisa memenuhi permintaan perusahaan pabrik ternak unggas di Balaraja Tangerang.

"Program Upsus jagung berdampak positif terhadap peningkatan produksi pangan sehingga bisa memenuhi permintaan pasar nasional juga mendongkrak pendapatan masyarakat," katanya.

Kepala Seksi Padi dan Palawija Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan, pihaknya menargetkan produksi jagung tahun 2017 sebanyak 210.000 ton dengan luas tanam 30.000 hektare tersebar di 28 kecamatan di daerah itu.

Para petani yang mendapat bantuan program Upsus pertanian jagung dengan menerima benih jagung sebanyak 15 kilogram per hektare dengan pupuk urea 50 kilogram per hektare.    
Berdasarkan pemantauan di lapangan, saat ini tanaman jagung hibrida yang ditanam petani tumbuh subur dan hijau.

Bahkan, petani Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana sudah panen perdana seluas 300 hektare.

Panen jagung di desa itu diapresiasi oleh Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian dan Gubernur Banten Wahidin Halim.

Produksi jagung tersebut itu ditampung oleh Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Provinsi Banten.

Para petani tidak khawatir lagi untuk mengembangkan pertanian jagung karena sudah menjalin kerja sama pemerintah daerah dan GPMT itu.

Pemerintah mendorong petani agar mengembangkan tanaman jagung sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan.

Sejumlah petani Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak mengatakan mereka kini mengembangkan budidaya tanaman jagung hibrida untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal yang selama ini masih didatangkan dari luar daerah.

Tanaman jagung jenis varietas NK 212 tersebut dengan memanfaatkan lahan milik Perum Perhutani seluas 20 hektare.

Pengembangan tanaman jagung diharapkan ke depan dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun nasional.

"Kami saat ini telah mengembangkan tanaman jagung seluas dua hektare bantuan program Upsus," kata Memed (50), seorang anggota Kelompok Tani di Kecamatan Gunungkencana.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017