Lebak (Antara News) - Wakil Bupati Lebak Ade Sumardi mengajak masyarakat di daerah itu mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) guna mencegah paham radikalisme yang menimbulkan perpecahan persatuan dan kesatuan bangsa.

"Kita sebagai anak bangsa tentu ingin hidup damai di negeri sendiri tanpa kekerasan maupun perpecahan," kata Ade Sumardi di Lebak, Banten, Sabtu.

Selama ini, paham radikalisme sudah marak di berbagai daerah di Tanah Air dan menjadikan ancaman bagi keutuhan NKRI.

Penyebaran paham radikalisme itu akibat rendahnya kesadaran hidup berlandasan berbangsa dan bernegara.

Padahal, para tokoh pendiri bangsa itu sudah dipikirkan terlebih dahulu bahwa masyarakat Indonesia ke depan hidup penuh dengan kedamaian, toleransi, keharmonisan serta saling menghormati.

Apalagi, Indonesia merupakan negara Bhineka Tunggal Ika dengan keanekaragaman perbedaan suku, agama, budaya dan bahasa.

Untuk itu, pada prinsipnya para tokoh pendiri bangsa berkeinginan hidup damai guna membangun terwujudnya masyarakat sejahtera dan adil.

"Kita saat ini tinggal menikmati hidup saja dari perjuangan para tokoh pendiri bangsa itu," katanya.

Menurut Ade, pemerintah daerah terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat agar mencintai landasan bangsa dan hukum negara, seperti Pancasila dan UUD 45.

Sebab, landasan bangsa tersebut merupakan kecintaan NKRI dan sudah harga mati.

Apabila, masyarakat sudah menyadari kecintaan terhadap NKRI maka tentu akan menolak segala paham-paham radikalisme.

Sebab, paham radikalisme akan menjadikan bangsa itu penuh perpecahan dan bertentangan dengan landasan hukum berbangsa dan bernegara, termasuk mengkhianati para tokoh pendiri bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan dari penjajah bangsa.

"Kami selaku anak bangsa tentu mempertahankan empat pilar bangsa yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 45 dan NKRI karena berkeinginan hidup damai dan berdampingan," ujarnya.

Ketua Komisi Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Lebak KH Baidjuri meminta masyarakat menangkal gerakan paham radikalisme berafiliasi ISIS karena dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Gerakan paham radikalisme ISIS sangat membahayakan dan bertentangan dengan ideologi Pancasila dan Undang-Undang 45.

Kelompok gerakan radikalisme belum lama ini menebar teror dengan melakukan bom bunuh diri di Kampung Melayu Jakarta hingga menewaskan tiga anggota kepolisian dan dua diantaranya pelaku.

Untuk menangkal gerakan radikalisme ISIS, MUI bekerja sama dengan Kepolisian dan Pemerintah Kabupaten Lebak, pemuka agama dan tokoh masyarakat.

Kerja sama ini terus dioptimalkan penyebaran informasi juga penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat dan lembaga pendidikan.

Selain itu juga menerjunkan ribuan kyai dan ustad untuk memberikan pemahaman agama Islam yang benar dan menolak ajaran ISIS.

"Saya yakin melalui pemahaman ajaran Islam yang benar dipastikan tidak muncul gerakan-gerakan radikal," ujarnya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017