Lebak (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, mendorong badan usaha milik desa (BUMDes) dapat mengurangi jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran di daerah itu.

"Kami berharap BUMDes bisa menyumbangkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat pedesaan," kata  Sekertaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lebak Muhammad Yosep di Lebak, Selasa.

Pemerintah setempat mendorong BUMDes dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan dengan mengelola aneka kerajinan dan industri rumah tangga.

Potensi pengembangan usaha di Kabupaten Lebak cukup besar karena didukung bahan baku dari sumber daya alam (SDA) sektor pertanian, perkebunan, perikanan, pariwisata dan pertambangan.

Karena itu, pihaknya meminta kepala desa yang tersebar di 340 desa dapat membentuk BUMDes sehingga bisa menyediakan lapangan kerja baru juga dapat mengantisipasi terjadinya urbanisasi.

Apalagi, penyaluran alokasi dana desa (ADD) ke setiap desa cukup besar hingga mencapai Rp1 miliar.

"Kami berharap pengembangan BUMDes menopang ekonomi masyarakat sehingga kemiskinan dan pengangguran dapat diminimalkan," ujarnya.

Menurut dia, saat ini usaha yang dikelola BUMDes di antaranya destinasi wisata Pantai Sawarna di Kecamatan Bayah, Pusat Kerajinan Sale Pisang Kecamatan Cilograng dan Plaza Komoditas di Kecamatan Cibadak.

Selain itu usaha budidaya jamur tiram, lele, pertanian sayur-mayur dan peternakan.

BUMDes juga menampung aneka kerajinan anyaman bambu, pandan, makanan olahan hingga batu kalimaya dan batu sempur.

"Semua kegiatan BUMDes itu dipastikan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi pedesaan juga penyediaan lapangan pekerjaan," katanya.

Kepala Bidang Usaha Ekonomi Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Lebak Dede Sutisna mengatakan saat ini sudah 145 dari 340 desa yang membentuk BUMDes dengan membuka aneka jenis usaha diantaranya kerajinan tangan, makanan olahan, jamur tiram, wisata, bank sampah, pertanian, perkebunan dan perikanan.

Kehadiran BUMDes dapat menggali dan mengelola potensi desa sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pihaknya juga mengapresiasi BUMDes yang dikelola Desa Kadu Agung Barat yang dialokasikan sebesar Rp40 juta dari ADD untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat jenis usaha jamur tiram.

Namun, saat ini perkembangan usaha jamur tiram pesat dan bisa memenuhi permintaan pasar lokal.

"Saya kira dengan berkembangnya usaha di desa itu tentu anak-anak tidak mencari kerja ke luar daerah juga tingkat pendapatan masyarakat cukup baik," katanya.

Kepala Desa Kadu Agung Barat Mukti Ali mengatakan saat ini produksi jamur tiram yang dikelola BUMDes relatif kecil dan hanya memasarkan di sekitar lingkungan warga juga pedagang baluk keliling.

"Kami ke depan akan menjalin kerja sama dengan perbankan agar mendapat suntikan modal, seperti KUR sehingga bisa berkembang juga meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat pedesaan," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017