Lebak  (Antara News) - Lembaga koperasi yang dikelola masyarakat dan instansi pemerintah di Kabupaten Lebak, Banten siap menghadapi era globalisasi dengan meningkatkan sumber daya manusia.

"Kami tahun ke tahun terus meningkatkan penguatan agar lembaga koperasi tumbuh dan berkembang, sehingga memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi masyarakat," kata Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Rena Mulyana di Lebak, Senin.

Untuk mencapai koperasi menuju era globalisasi itu, pemerintah daerah mengoptimalkan penguatan kelembagaan koperasi agar menjadikan soko guru ekonomi masyarakat.

Selain itu juga meningkatkan sumber daya manusia (SDM) melalui pelatihan-pelatihan manajemen, keuangan dan administrasi.

Begitu juga pembinaan kewirausahaan, peningkatan diversifikasi produk hingga studi banding ke daerah lain.

Selama ini, jumlah koperasi di Kabupaten Lebak tercatat 816 unit dengan volume modal Rp661 miliar dan aset Rp277 miliar.

Volume modal itu, kata dia, dipastikan memberikan pertumbuhan ekonomi cukup besar bagi masyarakat.

Sebab, kebanyakan koperasi yang dikelola masyarakat itu antara lain pelaku usaha kecil menengah (UKM) bidang usaha kerajinan kerupuk emping, makanan olahan, abon ikan, gula aren, keripik pisang, sale pisang dan anyaman bambu.

"Semua produk pelaku UKM itu diantaranya menembus pasar ekspor, seperti gula aren dan abon ikan," katanya.

Menurut Rena, pemerintah daerah bertekad meningkatkan penguatan lembaga koperasi agar bisa bersaing dengan pasar global sehingga menyumbangkan ekonomi bagi masyarakat.

Penguatan koperasi itu sejalan kebijakan "Lebak Sejahtera" yang digulirkan Bupati Iti Octavia.

Selain itu juga Kabupaten Lebak memiliki potensi sumber daya alam (SDA) cukup melimpah diantaranya sektor pertanian, perkebunan, perikanan, pertambangan dan pariwisata.

Potensi SDA itu tentu harus digali secara maksimal melalui lembaga koperasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan penyerapan lapangan pekerjaan.

"Kami terus mengoptimalkan pembinaan dan pelatihan guna membangun SDM koperasi itu agar siap menghadapi era globalisasi itu," ujarnya.

Ia mengatakan, dari 816 unit koperasi itu dengan volume modal Rp661 miliar dan anggotanya sebanyak 89.785 orang.

Adapun, jenis koperasi yang berkembang itu antara lain koperasi pegawai negeri, koperasi serba usaha, koperasi wanita, koperasi pertanian, koperasi simpan pinjam, koperasi pondok pesantren  dan koperasi pasar.

"Kami terus mendorong agar koperasi di Lebak tumbuh dan berkembang sehingga bisa mengeliminasi jumlah kemiskinan dan pengangguran," katanya.

Ketua Koperasi Usaha Bersama (KUB) Kerajinan Emping Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak Lilis (40) mengatakan, pihaknya siap menghadapi pasar global dengan peningkatan kualitas produk, pengemasan, sertifikasi, barkot dan perizinan dari BPOM.

Saat ini, jumlah anggotanya mencapai ratusan pelaku UKM kerajinan emping.

Selama ini, koperasi yang dikelolanya mampu menyejahterakan para anggotanya, karena bisa menyalurkan penguatan modal.

"Kami bisa membantu anggota koperasi untuk menyalurkan modal hingga Rp20 juta," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017