Ketua Prodi pengelolaan perhotelan UPH Dr. Amelda Pramezwary mengatakan pandemi global telah membawa perubahan di berbagai aspek kehidupan termasuk sektor pariwisata.
Ia mengatakan wisatawan kini lebih tertarik untuk menjelajahi keindahan alam, dengan memperhatikan dampak positifnya terhadap lingkungan, budaya, sosial, dan ekonomi, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Sustainable tourism bukan hanya tentang mengembangkan destinasi wisata, tetapi juga mempertimbangkan dampak aktivitas pariwisata pada lingkungan, budaya, sosial, dan ekonomi.
Konsep ini menekankan pemikiran jangka panjang dengan mempertimbangkan dampak positif bagi masyarakat setempat dan lingkungan secara keseluruhan.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pariwisata berkelanjutan, wisatawan kini lebih memperhatikan protokol kelestarian alam, kesehatan, keamanan, dan kenyamanan.
"Konsep pariwisata berkelanjutan bukan hanya menjadi tren baru dalam berwisata, tetapi juga mencerminkan kesadaran global terhadap tanggung jawab bersama dalam menjaga keberlanjutan bumi dan kehidupan sosial," kata Dr. Amelda Pramezwary dalam keterangannya.
Baca juga: Guru besar UPH Henri Putra dorong kemajuan ilmu bidang fotonika
Universitas Pelita Harapan (UPH), kata Dr. Amelda, menghadirkan pendidikan yang berorientasi pada sustainable tourism dengan metode belajar unik yakni mengintegrasikan kurikulum pembelajaran dengan pendekatan experiential learning.
UPH juga memberikan pelatihan untuk merancang dan mengelola destinasi pariwisata yang berkelanjutan, termasuk perencanaan tata ruang, manajemen limbah, dan pengembangan infrastruktur ramah lingkungan.
Konsep yang dilakukan UPH ini mengintegrasikan keempat pilar utama Kemenparekraf yakni pengelolaan bisnis pariwisata yang berkelanjutan, aspek ekonomi berkelanjutan, keberlanjutan budaya dan lingkungan yang berkelanjutan.
Salah satu contoh nyata keberhasilan penerapan sustainable tourism dari UPH telah diterapkan di Desa Kebondalem Kidul di Klaten. Sebagai bagian dari kegiatan experiential learning, mahasiswa UPH turut terlibat dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di sana melalui pengembangan keterampilan masyarakat dalam mengembangkan potensi kuliner di desa tersebut.
Melalui kegiatan ini, masyarakat lokal memiliki peluang baru untuk mengembangkan produk wisata kuliner secara berkelanjutan. Para mahasiswa UPH memberdayakan masyarakat setempat, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka, serta menciptakan ekosistem pariwisata yang saling menguntungkan.
"Tidak hanya mahasiswa saja yang mendapatkan pengetahuan, para penduduk setempat juga mendapatkan manfaat dari mahasiswa UPH dalam mengembangkan tata hidangan yang lebih profesional. Dengan kreativitas dalam seni penyajian makanan, dan manajemen event yang baik, produk sajian akan menjadi lebih menarik, modern, dan siap disebarluaskan serta dilestarikan," ujarnya.
Baca juga: UPH Tangerang raih akreditasi unggul secara institusi
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024
Ia mengatakan wisatawan kini lebih tertarik untuk menjelajahi keindahan alam, dengan memperhatikan dampak positifnya terhadap lingkungan, budaya, sosial, dan ekonomi, baik di tingkat lokal maupun nasional.
Sustainable tourism bukan hanya tentang mengembangkan destinasi wisata, tetapi juga mempertimbangkan dampak aktivitas pariwisata pada lingkungan, budaya, sosial, dan ekonomi.
Konsep ini menekankan pemikiran jangka panjang dengan mempertimbangkan dampak positif bagi masyarakat setempat dan lingkungan secara keseluruhan.
Dengan meningkatnya kesadaran akan pariwisata berkelanjutan, wisatawan kini lebih memperhatikan protokol kelestarian alam, kesehatan, keamanan, dan kenyamanan.
"Konsep pariwisata berkelanjutan bukan hanya menjadi tren baru dalam berwisata, tetapi juga mencerminkan kesadaran global terhadap tanggung jawab bersama dalam menjaga keberlanjutan bumi dan kehidupan sosial," kata Dr. Amelda Pramezwary dalam keterangannya.
Baca juga: Guru besar UPH Henri Putra dorong kemajuan ilmu bidang fotonika
Universitas Pelita Harapan (UPH), kata Dr. Amelda, menghadirkan pendidikan yang berorientasi pada sustainable tourism dengan metode belajar unik yakni mengintegrasikan kurikulum pembelajaran dengan pendekatan experiential learning.
UPH juga memberikan pelatihan untuk merancang dan mengelola destinasi pariwisata yang berkelanjutan, termasuk perencanaan tata ruang, manajemen limbah, dan pengembangan infrastruktur ramah lingkungan.
Konsep yang dilakukan UPH ini mengintegrasikan keempat pilar utama Kemenparekraf yakni pengelolaan bisnis pariwisata yang berkelanjutan, aspek ekonomi berkelanjutan, keberlanjutan budaya dan lingkungan yang berkelanjutan.
Salah satu contoh nyata keberhasilan penerapan sustainable tourism dari UPH telah diterapkan di Desa Kebondalem Kidul di Klaten. Sebagai bagian dari kegiatan experiential learning, mahasiswa UPH turut terlibat dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di sana melalui pengembangan keterampilan masyarakat dalam mengembangkan potensi kuliner di desa tersebut.
Melalui kegiatan ini, masyarakat lokal memiliki peluang baru untuk mengembangkan produk wisata kuliner secara berkelanjutan. Para mahasiswa UPH memberdayakan masyarakat setempat, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka, serta menciptakan ekosistem pariwisata yang saling menguntungkan.
"Tidak hanya mahasiswa saja yang mendapatkan pengetahuan, para penduduk setempat juga mendapatkan manfaat dari mahasiswa UPH dalam mengembangkan tata hidangan yang lebih profesional. Dengan kreativitas dalam seni penyajian makanan, dan manajemen event yang baik, produk sajian akan menjadi lebih menarik, modern, dan siap disebarluaskan serta dilestarikan," ujarnya.
Baca juga: UPH Tangerang raih akreditasi unggul secara institusi
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2024