Lebak (Antara News) - Sektor pertanian di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menyumbangkan pendapatan domestik regional bruto (PDRB) cukup besar hingga mencapai 36 persen sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Sekertaris Bappeda Kabupaten Lebak Yosep Muhammad Holis saat dihubungi di Lebak, Selasa, mengatakan pemerintah daerah terus mengoptimalkan intervensi kebijakan pada sektor pertanian karena memberikan kontribusi besar terhadap pencapaian PDRB.

Sehingga menggulirkan pertumbuhan ekonomi yang baik yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pengoptimalan intevensi sektor pertanian itu maka Kabupaten Lebak secara berturut-turut sejak dua tahun terakhir sebagai daerah lumbung pangan di Provinsi Banten.

Keberhasilan lumbung pangan itu karena pemerintah daerah melakukan intervensi melalui penyaluran bantuan sarana produksi (saprodi) kepada kelompok tani diantaranya pupuk, pestisida, perbaikan jaringan irigasi,embung dan pompanisasi.

Selain itu juga bantuan alat pertanian (alsintan) seperti traktor, mesin pengering juga pabrik pinggilan beras.

Pemerintah daerah juga membangun infrastuktur akses jalan guna memudahkan petani mengangkut hasil produksi komoditas pertanian.

Begitu juga dioptimalkan peningkatan kompetensi petani melalui pelatihan-pelatihan, sehingga dapat menerapkan rekayasa teknologi pertanian.

"Kami optimistis keberhasilan sektor pertanian itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Menurut dia, saat ini, Kabupaten Lebak menjadikan sentra lumbung pangan di Provinsi Banten dengan surplus 15 bulan kedepan.

Panen padi di Kabupaten Lebak dengan produtivitas di atas nasional 5,6 ton gabah kering pungut per hektare.

Bahkan, Lebak mampu memasok beras  ke berbagai daerah seperti DKI Jakarta, Jawa Barat dan Lampung.

"Kami terus melakukan intervensi bantuan pemerintah daerah guna mendongkrak usaha lumbung pangan," ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Dede Supriatna mengatakan pihaknya optimistis tahun 2017 Lebak menjadi sentra lumbung pangan karena gerakan percepatan tanam seluas 115.000 hektare.

Sedangkan produksi gabah tahun 2016 mencapai 620.000 ton dan jika dikonversikan beras mencapai 338.000 ton setara beras.

Produksi beras sebanyak itu dipastikan surplus hingga tahun 2018 dengan kebutuhan konsumsi pertahun sekitar 140.000 ton setara beras dengan penduduk 1,2 jiwa.

Saat ini produksi pangan dapat memenuhi ketersediaan beras untuk masyarakat lokal. Selain itu juga memberikan sumbangan pangan kepada Provinsi Banten juga Nasional.

"Kami mengintruksikan kepada petani jika panen maka segera dilakukan kembali percepatan tanam," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017