Lebak (Antara News) - Penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, tahun 2017 menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya mencapai 850 orang dan dilaporkan lima warga meninggal dunia.

"Kami menerima laporan penderita DBD sejak Januari hingga Juni 2017 sebanyak 16 orang dan tidak ada korban jiwa," kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Firman Rahmutallah di Lebak, Selasa.

Menurunnya jumlah penderita DBD karena tingkat kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan cukup baik sehingga bisa memutus mata rantai penyebaran penyakit mematikan itu.

Meski saat ini cuaca tidak menentu dan terkadang hujan juga terkadang panas, namun penyebaran DBD tidak seperti tahun 2016.

"Kami minta masyarakat terus mengoptimalkan kebersihan lingkungan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3 M ( mengubur, menimbun dan menguras)," katanya.

Menurut dia, saat ini daerah endemik DBD di Kabupaten Lebak tersebar di daerah kawasan padat penduduk seperti Rangkasbitung, Cibadak, Wanasalam, Kalanganyar, Maja, Sajira, Cipanas, Malingping, Bayah, Cipanas, Leuwidamar dan Warunggunung.

Di daerah tersebut perlu dilakukan pencegahan dini agar dapat mencegah penularan penyakit DBD itu.

Untuk memutus mata rantai penyebaran DBD maka masyarakat harus menggalakkan budaya gotong royong juga melakukan kegiatan gerakan kebersihan lingkungan, seperti mengubur, menguras dan menimbun.

Selain itu juga pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Penyebaran penyakit DBD akibat faktor lingkungan yang tidak bersih sehingga berpeluang berkembangnya populasi nyamuk DBD.

"Kami berharap warga mengoptimalkan gerakan 3 M dan PSN untuk memutus mata rantai penyakit yang mematikan itu," katanya. 

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017