Pemulihan pascaoperasi tulang belakang dengan teknik Endoscopic Spine Surgery (ESS) pada kasus saraf kejepit relatif lebih cepat dan pasien dapat kembali ke rumah dalam waktu 24 jam setelah tindakan apabila tidak memiliki penyakit bawaan.
“Setelah tindakan selesai, pasien dianjurkan untuk melakukan pergerakan ringan seperti duduk atau berjalan untuk mempercepat pemulihan. Sebagian besar pasien dapat kembali ke rumah dalam waktu 24 jam setelah tindakan apabila tidak memiliki penyakit bawaan," kata dr. Jephtah F. L. Tobing, dokter spesialis bedah ortopedi konsultan spine RS Siloam Lippo Village Tangerang pada acara media gathering di Serpong, Tangerang Selatan, Senin.
Ia mengatakan gangguan tulang belakang seperti saraf terjepit merupakan kondisi adanya penyempitan otot atau saraf yang dapat ditangani dengan fisioterapi dan pemberian obat hingga operasi.
"Ketika seseorang merasakan nyeri di pinggang hingga sebelah kakinya mengalami sakit maka itu harus dilakukan operasi tulang belakang endoskopi. Sebab bantalan tulang belakang sudah bergeser dan harus diangkat," katanya.
Baca juga: 2024, Siloam Hospitals kembangkan layanan stem cell
Ia menuturkan, seseorang yang mengalami gangguan saraf terjepit harus segera ditangani sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah pada saraf tulang belakangnya.
Penanganan saraf terjepit tentunya telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Meskipun tindakan bedah tulang belakang endoskopi telah dilakukan pada beberapa dekade yang lalu, tindakan ini menunjukkan peningkatan permintaan karena terdapat inovasi terbaru yakni operasi tulang belakang endoskopi atau ESS.
Prosedur ESS saat ini dilakukan dengan menggunakan teropong untuk mengakses area tulang belakang dengan pendekatan minimal invasive surgery.
Selain itu, teknik ini memungkinkan dokter untuk melihat lebih baik struktur tubuh yang diperbaiki tanpa harus banyak melukai jaringan kulit.
Baca juga: RS Siloam Kelapa Dua Tangerang telah layani kelahiran 900 bayi
Selain digunakan untuk pengobatan saraf terjepit, prosedur ini juga direkomendasikan untuk berbagai masalah tulang belakang lainnya seperti fraktur tulang belakang, peradangan sendi, hingga penyempitan saluran tulang belakang.
Teknik ESS ini dilakukan dengan menggunakan sayatan yang jauh lebih kecil dari operasi standar, sehingga luka lebih rapi, rasa nyeri yang dirasakan lebih sedikit dan pemulihan pascaoperasi lebih cepat.
"Prosedur minimal invasif ini cocok bagi pasien yang memiliki kondisi medis bawaan seperti diabetes, hipertensi, serta penyakit lainnya yang dapat meningkatkan risiko apabila menjalani operasi standar," katanya.
Baca juga: Bantu pasutri gangguan kesuburan, Siloam Tangerang hadirkan Fertility Center
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
“Setelah tindakan selesai, pasien dianjurkan untuk melakukan pergerakan ringan seperti duduk atau berjalan untuk mempercepat pemulihan. Sebagian besar pasien dapat kembali ke rumah dalam waktu 24 jam setelah tindakan apabila tidak memiliki penyakit bawaan," kata dr. Jephtah F. L. Tobing, dokter spesialis bedah ortopedi konsultan spine RS Siloam Lippo Village Tangerang pada acara media gathering di Serpong, Tangerang Selatan, Senin.
Ia mengatakan gangguan tulang belakang seperti saraf terjepit merupakan kondisi adanya penyempitan otot atau saraf yang dapat ditangani dengan fisioterapi dan pemberian obat hingga operasi.
"Ketika seseorang merasakan nyeri di pinggang hingga sebelah kakinya mengalami sakit maka itu harus dilakukan operasi tulang belakang endoskopi. Sebab bantalan tulang belakang sudah bergeser dan harus diangkat," katanya.
Baca juga: 2024, Siloam Hospitals kembangkan layanan stem cell
Ia menuturkan, seseorang yang mengalami gangguan saraf terjepit harus segera ditangani sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah pada saraf tulang belakangnya.
Penanganan saraf terjepit tentunya telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Meskipun tindakan bedah tulang belakang endoskopi telah dilakukan pada beberapa dekade yang lalu, tindakan ini menunjukkan peningkatan permintaan karena terdapat inovasi terbaru yakni operasi tulang belakang endoskopi atau ESS.
Prosedur ESS saat ini dilakukan dengan menggunakan teropong untuk mengakses area tulang belakang dengan pendekatan minimal invasive surgery.
Selain itu, teknik ini memungkinkan dokter untuk melihat lebih baik struktur tubuh yang diperbaiki tanpa harus banyak melukai jaringan kulit.
Baca juga: RS Siloam Kelapa Dua Tangerang telah layani kelahiran 900 bayi
Selain digunakan untuk pengobatan saraf terjepit, prosedur ini juga direkomendasikan untuk berbagai masalah tulang belakang lainnya seperti fraktur tulang belakang, peradangan sendi, hingga penyempitan saluran tulang belakang.
Teknik ESS ini dilakukan dengan menggunakan sayatan yang jauh lebih kecil dari operasi standar, sehingga luka lebih rapi, rasa nyeri yang dirasakan lebih sedikit dan pemulihan pascaoperasi lebih cepat.
"Prosedur minimal invasif ini cocok bagi pasien yang memiliki kondisi medis bawaan seperti diabetes, hipertensi, serta penyakit lainnya yang dapat meningkatkan risiko apabila menjalani operasi standar," katanya.
Baca juga: Bantu pasutri gangguan kesuburan, Siloam Tangerang hadirkan Fertility Center
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023