Lebak, (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Lebak membangun jembatan gantung sebanyak 12 unit per tahun akibat keterbatasan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) setempat.

"Kami hanya mampu membangun jembatan gantung berkisar 10-12 unit per tahun akibat keterbatasan dana," kata Bupati Lebak Iti Octavia di Lebak, Banten, Sabtu.

Pembangunan jembatan gantung itu antara lain non permanen dan jembatan gantung perdesaan.

Saat ini, jumlah jembatan gantung yang kondisinya rusak tercatat 321 unit dengan bolong-bolong serta keropos akibat dimakan usia.

Kehadiran jembatan gantung cukup vital karena akses ekonomi masyarakat antardesa.

Selama ini, wilayah Kabupaten Lebak memiliki daerah aliran sungai dengan kapasitas sungai utama dan anak sungai.

Bahkan, jumlah sungai dari hulu ke hilir mencapai 186 sungai dan 16 sungai besar.

Hampir di semua kecamatan terdapat jembatan gantung untuk menghubungkan antardesa.

Karena itu, pemerintah daerah mengapresiasi adanya kepedulian pengusaha, perusahaan swasta, BUMN dan masyarakat dengan merealisasikan pembangunan jembatan gantung.

"Kami membangun jembatan gantung itu secara bertahap karena keterbatasan anggaran itu," katanya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini Kabupaten Lebak merupakan wilayah dengan jumlah jembatan gantung terbanyak di Banten.

Berdasarkan data jumlah jembatan gantung di Kabupaten Lebak mencapai 1.088 unit diantaranya sebanyak 321 unit rusak.

Dari 321 jembatan gantung dengan kategori rusak berat dan rusak sedang akibat dimakan usia, juga konstruksi jembatan kurang berkualitas.

Selain itu, kerusakan juga karena diterjang bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.

Untuk mengantisipasi kecelakaan, dia mengatakan pihaknya menutup jembatan gantung yang masuk kategori rusak berat.

"Kami berharap ke depan seluruh jembatan gantung dalam kondisi baik sehingga dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat," jelasnya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017