Pemerintah Kota (Pemkot) Serang menargetkan prevalensi stunting mencapai 14 persen pada 2024 sesuai amanat dari peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan Rencana Aksi Nasional.

"Penurunan stunting di Kota Serang mulai pada 2019 sudah mencapai 38,6 persen, di 2021 mencapai 23,4 persen, pada tahun 2022 mencapai 23,8 persen dan kita menargetkan pada tahun 2024 mencapai 14 persen," kata Wali Kota Serang Syafrudin, di Serang, Banten, Selasa.
 
Selain itu, Pemerintah Kota Serang juga telah menetapkan keputusan Wali Kota Serang Nomor 440/KEP150-HUK/2022 tentang pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting Kota Serang, diantaranya melakukan upaya pengumpulan telur setiap hari Senin dari pegawai lingkungan Pemkot Serang.

Baca juga: Keluarga risiko stunting di Lebak terima bantuan telur
 
Hal ini dilakukan, kata Syafrudin, sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah melakukan percepatan penurunan stunting di Kota Serang.
 
"Pemerintah Kota Serang sudah beberapa bulan terakhir hingga saat ini sudah menggelar aksi pengumpulan telur setiap hari Senin yang digerakkan ASN di lingkungan Pemerintah Kota Serang dengan diselenggarakan oleh DP3AKB," katanya.
 
Syafrudin menerangkan, selain makanan bergizi, salah satu penyebab anak menderita stunting akibat dipengaruhi kondisi lingkungan kumuh.
 
"Penyebab stunting bukan karena makanan saja atau kesehatan saja tapi juga faktor lingkungan, ada dari sanitasinya, drainasenya, kekumuhannya dan kurangnya ketersediaan air bersih," katanya.
 
Syafrudin mengatakan, dalam menekan kasus stunting, pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebanyak Rp45 miliar yang tersebar di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), kecamatan dan kelurahan.

Baca juga: BKKBN komitmen percepatan penurunan stunting 14 persen pada 2024

Pewarta: Desi Purnama Sari

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023