Tangerang, (Antara News) - Bupati Tangerang, Banten Ahmed Zaki Iskandar menyatakan setiap tahun angka kelahiran mencapai 60.000 jiwa tersebar pada 29 kecamatan.

"Untuk itu perlu sosialisasi pertumbuhan penduduk kepada warga usia produktif termasuk kepada siswa supaya tidak menikah dini," kata Ahmed Zaki Iskandar di Tangerang, Senin.

Ahmed mengatakan dalam laporan petugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah (BKKBD) Kabupaten Tangerang, bahwa pertumbuhan penduduk itu termasuk tinggi di Jabodetabek.

Untuk itu, maka perlu ada upaya untuk menekan pertumbuhan penduduk dengan cara membina kader kelompok ketahanan keluarga balita.

Pihaknya tidak dapat menahan atau melarang seseorang untuk melahirkan, tapi perlu ada sosialisasi dan pemahaman kepada para siswa sejak dini.

Namun tujuan sosialisasi itu agar ada pengendalian sehingga perkembangan dan pertumbuhan penduduk setempat perlu tidak terlalu tinggi.

Menurut dia, petugas BKKBD setempat telah membuat Posko Konseling di tiap desa dan kelurahan serta sekolah agar pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan.

Hal tersebut untuk menekan jumlah penduduk diantaranya yakni menghindari perkawinan oleh pasangan usia dini.

Sedangkan pernikahan sebaiknya dilaksanakan terhadap wanita dengan usia 20 tahun dan pria berumur 25 tahun .

"Pemahaman tentang program keluarga dengan dua anak cukup adalah yang terbaik termasuk untuk menjaga kesehatan dan menyangkut keuangan," kata mantan anggota Komisi I DPR RI itu.

Kabupaten Tangerang, katanya, sebagai daerah industri dan urbanisasi maka petumbuhan penduduk cukup tinggi yang tersebar pada 29 kecamatan dan 426 desa/kelurahan.

Petugas BKKBD setelah telah mengarahkan para remaja agar dapat memahami arti penting dari keluarga berencana bahwa setelah menikah memiliki anak yang sehat dan jumlah terbatas. 

Pewarta: Adityawarman

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017