Industri otomotif di Jepang melalui jalan panjang untuk menjadi produsen roda empat di pasar global dan salah satu produsen roda empat asal negeri sakura, Toyota yang didirikan pada 28 Agustus 1937 silam, semula membuat mesin jahit dan bahan baku tekstil pada awal Oktober 1911.

Pendirinya adalah Sakichi Toyoda, putra pertama dari pasangan Ikchi dan Ei. Berdasarkan data Toyota Commemorative Museum of Industry and Technology di Kota Nagoya, pada 1887 Sakichi melihat Ibunya bekerja menenun kain hingga larut malam. Sebagai anak laki-laki, ia berfikir untuk menggantikan alat tenun yang digerakkan manusia dengan mesin.

Dengan kegigihan yang keras dan memiliki modal yang cukup, pada 1911 didirikan pabrik tenun yang mempermudah para pekerja dengan mesin otomatis, yang mampu menambah kapasitas serta efisiensi produksi tekstil kala itu. 

Keterampilan Sakichi dalam bekerja diturunkan kepada putranya, Kiichiro Toyoda. Sejak kecil ia sudah terbiasa melihat ayahnya bekerja di pabrik. 

Baca juga: Nama Toyota Rangga ternyata terinspirasi dari bahasa Jawa

Usai lulus dari Perguruan Tinggi, Kiichiro bergabung dengan perusahaan milik keluarga, Toyoda Automatic Loom Works, sebagai cikal bakal Toyota Industries Corporation.

Meski diamanatkan untuk meneruskan bisnis mesin jahit, tetapi Kiichiro rupanya lebih menyukai industri otomotif, yang ketika itu dianggap sebagai keputusan penuh risiko. Sebab, di tahun itu, belum banyak perusahaan Jepang yang terjun di industri otomotif.

Namun, Kiichiro memiliki keyakinan untuk memproduksi kendaraan di dalam negeri. Pada 1929, Kiichiro terbang ke Eropa dan Amerika Serikat (AS) untuk mempelajari serta mengambil inspirasi dalam pengembangan industri otomotif. 

Di Negeri Paman Sam, pabrikan besar seperti Chevrolet dan Ford sudah lebih dulu berdiri. Kiichiro berkali-kali keluar masuk pabrik di Detroit untuk mempelajarinya. 

Memiliki pengalaman di luar Jepang, Kiichiro pada 1935 merakit mobil pertama asal Jepang bernama Model A1. Mobil yang dirakit dari komponen-komponen mobil asal AS, yang saat itu banyak mengaspal di Negeri Sakura. 

Baca juga: Pengunjung peroleh promo transaksi digital di GIIAS 2023

Pada 1938, Kiichiro memutuskan untuk berekspansi dengan melebarkan bisnisnya dari sektor tekstil ke sektor otomotif dengan membuat pabrik mobil dan mulai merintis Toyota Motor Company, sebagai anak perusahaan Toyoda Automatic Loom Works. 

Kiichiro mengubah nama perusahaannya dari Toyoda menjadi Toyota, karena dianggap lebih memiliki keburuntungan secara marketing, dan lebih mudah ditulis dalam huruf Jepang. 

Pada 1952, Kiichiro Toyoda tutup usia. Meski begitu, ia telah mewarisi perusahaan besar yang semakin gencar memproduksi mobil dan mulai mengekspor ke negara-negara di dunia. 

Bahkan, pada 1966 Toyota mulai mengakuisisi perusahaan bus dan truk besar, seperti Hino, Nippon Denso, dan Daihatsu Motor Company. Pada 1970-an, Toyota berhasil menjual lebih dari satu juta kendaraan secara global.

Saat ini, Toyota menjadi produsen mobil terbesar di Jepang dan terus berkembang di pasar Amerika Serikat (AS), Argentina, Brasil, Kanada, China, Kolombia, Republik Ceko, Mesir, Perancis, Malaysia. 

Selain itu, juga ada di Meksiko, Filipina, Polandia, Portugal, Rusia, Afrika Selatan, Sri Lanka, Thailand, Turki, Uni Emirat Arab, Inggris, Amerika Serikat, Venezuela, Vietnam dan Indonesia.

Baca juga: PO Harapan Jaya pamerkan bus mewah di pameran GIIAS 2023

Pewarta: Susmiatun Hayati

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023