Tangerang Selatan (Antara News) - PT Katama Suryabumi pemilik paten Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) menghadirkan solusi kontruksi jalan di tanah ekstrim dalam ajang Indonesia Building Technologi Expo ke-15 17-21 Mei 2017 di ICE BSD City Kota Tangerang Selatan Banten.

"Kami sebut sebagai teknologi Jaring Laba-Laba (JALL) yang didisain lebih ekonomi, ramah lingkungan, presisi dan terukur serta minim biaya pemeliharaan," kata Manajer Pemasaran PT Katama Suryabumi, Agus Sutopo di Tangerang Selatan, Jumat, pada ajang IndobuildTech 2017.

Sejauh ini penggunaan konstruksi kami telah diaplikasikan di jalan-jalan yang sering dilewati kendaraan berat seperti di Dumai pada kondisi tanah gambut, di Selaparang Provinsi Kalimantan Barat, dan di Bojonegoro Jawa Timur pada kondisi tanah ekspansif, jelas Agus.

Menurut Agus untuk mendukung target Pemerintah dalam program percepatan pembangunan infrastruktur, maka PT Katama telah melakukan kerja sama dengan PT Waskita Beton Precast yang dikenal memiliki  pengalaman dan tenaga ahli dalam pabrikan beton, sehingga inovasi JALLA lebih presisi, terukur, mutu terjamin, memudahkan dan pempercepat aplikasi konstruksi jalan pracetak.     Jaring Laba-Laba ini juga sudah dipergunakan untuk fasilitas penunjang Bandara pada konstruksi perkerasan Apron dan Exit Taxiway di Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara,  meskipun dipakai parkir pesawat berbadan lebar setiap harinya konstruksinya masih kokoh sampai sekarang, dengan demikian untuk jalan kekuatannya pasti tidak diragukan lagi, tambah Agus.

Jaring Laba-Laba ini merupakan pengembangan dari Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) yang sudah banyak dipergunakan untuk bangunan di daerah rawan gempa di Provinsi Sumatra Barat, Bengkulu, Papua dan Aceh, KSLL ini juga sudah dipakai diberbagai wilayah seperti di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, bahkan Papua.

Salah satu manfaat dari KSLL ini selain hemat adalah ramah lingkungan karena tidak terlalu banyak menggunakan peralatan di lapangan, serta pekerjaannya merupakan padat tenaga kerja sehingga untuk dibangun di daerah manapun seharusnya tidak menjadi kendala, jelas Agus.

Sebagai konstruksi jalan, menurut Agus, sudah diuji baik secara empiris maupun akademis yang didukung oleh beberapa Perguruan Tinggi ternama dan Kementerian terkait.

Tidak hanya untuk hunian atau gedung, konstruksi sarang laba-laba juga dapat diaplikasikan untuk jalan tol.

Hal ini  pernah dijelaskan Guru Besar bidang Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Prof Herman Wahyudi, Jaring Laba-Laba seharusnya dapat menjadi alternatif solusi pembangunan jalan tol Trans Sumatra yang sedang digulirkan pemerintah 

Herman mengatakan, konstruksi sarang laba-laba dikenal sebagai pondasi dangkal berupa slab menerus dan struktur bersifat kaku (rigid) sehingga tidak mudah mengalami penurunan apabila dilewati kendaraan berat. Untuk itu, ada baiknya pemerintah memberi kesempatan agar karya anak bangsa tersebut dapat disertakan dengan rencana pemerintah membangun jalan tol.

Katama selaku pemegang paten KSLL saat ini telah mengantongi beragam penghargaan diantaranya dari pemerintah maupun swasta seperti Konstruksi Indonesia 2007, Indocement Award 2008, hingga penghargaan Upakarti 2009.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017