Lebak, (Antara News) - Upah guru berstatus honorer di Kabupaten Lebak, Banten yang hanya Rp300 ribu/bulan dinilai terlalu rendah.

"Kami minta Bupati Lebak dapat memperjuangkan upah guru honorer itu," kata Ketua Forum Guru Honorer Kategori dua Indonesia Bersatu (GHK2IB) Kabupaten Lebak Ade Bukhori di Gedung DPRD Lebak, Senin.

Pendapatan honorer sebesar Rp300 ribu per bulan itu tentu tidak mencukupi kebutuhan hidup,apalagi mereka sudah berkeluarga.

Lebih ironisnya upah tersebut diberikan setiap triwulan yang dialokasikan oleh dana bantuan operasional sekolah (BOS).

Kehidupan mereka para guru honorer itu tentu terpuruk hingga terjerat utang kemana-mana untuk menutupi biaya sehari-hari.

Apalagi, guru honorer itu menempuh perjalanan menuju sekolah berjauhan dan membutuhkan bahan bakar minyak (BBM).

"Saya kira upah mereka habis untuk membeli BBM saja dengan pendapatan Rp300 ribu per bulan itu," katanya.

Menurut Ade, pihaknya bersama guru lainnya terpaksa mendatangi Gedung DPRD untuk mempertanyakan kejelasan regulasi upah guru honorer.

Sebab,beberapa bulan lalu DPRD berjanji akan memfasilitasi dengan pemerintah daerah.

Kedatangan ke gedung wakil rakyat itu agar pemerintah setempat mengalokasikan anggaran untuk upah guru honorer sehingga kehidupan mereka sejahtera.

Apalagi, Bupati Iti Octavia mengeluarkan kebijakan program "Lebak Sejahtera", sehingga perlu direalisasikan.

"Kami mendesak Bupati Lebak menerbitkan SK soal upah berikut tunjangan hari tua bagi tenaga honorer itu," ujar Ade.

Ade mengatakan, saat ini upah yang diterima guru honorer sangat tidak mencukupi kebutuhan hidup.

Bahkan, upah mereka dibawa pekerja asisten rumah tangga yang menerima Rp1 juta per bulan.

Sedangkan, guru honorer sebagai pencetak anak-anak bangsa yang cerdas dan berkualitas tidak layak menerima Rp300 ribu per bulan.

Selain itu juga guru honorer yang sudah usia lanjut semakin tidak menentu nasib kedepan.

Aksi ratusan guru honorer itu agar Bupati Iti Octavia serius untuk membantu kehidupan mereka.

Bahkan,guru honorer itu bertugas di pelosok desa terpencil, namun mereka bersemangat agar diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

"Kami berharap pemerintah daerah bisa mengalokasikan anggaran untuk upah guru honorer sehingga kehidupan mereka lebih baik," kata Ade.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017