Jakarta (Antara News) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui unit Badan Geologi menyebutkan dari hasil penelitian dan fakta di lapangan tidak ada indikasi mata air maupun aliran sungai bawah tanah di dalam Cekungan Air Tanah (CAT), Watuputih, Rembang Jawa Tengah.

Hasil tersebut disampaikan sebagai balasan atas surat dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang meminta dukungan pemetaan sistem aliran sungai bawah tanah CAT Watuputi.

Menteri ESDM Ignatius Jonan melalui surat kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang salinannya diterima Antara, Jumat, menyebutkan, penelitian diprioritaskan pada area CAT Watuputih pada tanggal 15 sampai dengan 24 Februari 2017, serta diklarifikasi kembali pada 8 sampai dengan 9 Maret 2017.

Berdasarkan data dan fakta lapangan menunjukkan pada CAT Watuputih terdapat gua kering tanpa adanya aliran sungai bawah tanah serta tidak dijumpai mata air. 

Keberadaan sungai bawah tanah serta kantong air beserta sebaran mata air berada di luar CAT Watuputih, masing-masing berada di sebelah Timur dan Selatan.

Terkait hal tersebut areal CAT Watuputih belum memenuhi kriteria pasal 4 Permen ESDM No. 17 tahun 2012 sebagai syarat untuk dapat ditetapkan sebagai Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK).

Berdasarkan hasil analisa data sekunder dan primer melalui verivikasi lapangan kedudukan CAT Watuputih berdasarkan fisiografi Jawa Tengah - Madura (Van Bemmelen, 1949) termasuk dalam zona Rembang dan bukan zona Kendeng seperti dipersepsikan selama ini.

Disebutkan juga, batuan penyusun CAT Watuputih berupa batu gamping terumbu dengan bagian permukaan menunjukkan lubang-lubang hasil pelarutan, dengan bentang alam berbentuk gelombang dengan elevasi topografi terendah 200 meter dari permukaan laut (m/dpl) dan tertinggi 475 m/ dpl.

Kondisi Gua Wiyu I di bagian Timur CAT Watuputih merupakan gua kering dengan dimensi sekitar 6x3 meter, Gua Wiyu II di bagian tengah berdimensi 1x1,5 meter juga kering dan tidak dalam ceruk. Kedua gua ini tidak dijumpai aliran sungai bawah tanah serta tidak juga dijumpai mata air.

Seperti diketahui, keberadaan pabrik Semen Rembang menuai kontroversi sebab dinilai berada pada kawasan mata air sebagai sumber pertanian selama ini. Beberapa orang menggugat izin lingkungan Semen Rembang hingga ke Mahkamah Agung.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017