Lebak (Antara News) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Banten, mensosialisasikan sertifikasi pangan organik internasional guna menembus pasar domestik hingga mancanegara.

"Kami memfokuskan sosialisasi sertifikasi pangan organik internasional itu bagi pelaku usaha kerajinan gula aren," kata Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Herisnen di Lebak, Jumat.

Pemerintah daerah berkomitmen untuk membantu pelaku industri rumah tangga (IRT) dengan membantu sertifikasi pangan organik internasional agar produk kerajinan masyarakat bisa diekspor ke luar negeri.

Namun, persyaratan pasar ekspor itu diantaranya mereka pelaku IRT harus memiliki sertifikasi pangan organik internasional.

Pemberian sertifikasi itu akan dilakukan uji kompetensi melalui Lembaga Sertifikasi Organik Internasional (LSOI) sebagai lembaga yang menerbitkan sertifikasi tersebut.

Mereka para pelaku IRT yang akan menerima sertifikasi organik internasional didampingi oleh perusahaan dari Ciawi, Bogor.

Saat ini, perajin gula aren yang akan menerima sertifikasi pangan organik internasional tersebut di Kecamatan Panggarangan, Cihara, Cibeber dan Cilograng.

Sebelumnya, pihaknya sudah memberikan sertifikasi pangan organik internasional kepada IRT di Kecamatan Sobang.

Bahkan, produksi gula semut dan gula aren Kecamatan Sobang sudah menembus pasar Australia, Belanda, Ameria Serikat dan Korea Selatan.

Karena itu, pihaknya berharap pemberian sertifikasi pangan organik internasional bisa diterima pasar dunia.

"Kami menerima laporan gula semut dan gula aren Lebak yang dipasok ke pasar dunia sekitar 30-40 ton per bulan," katanya menjelaskan.

Seorang pelaku IRT warga Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak Anwar (55) mengaku dirinya setelah menerima sertifikat pangan organik internasional kewalahan menerima permintaan pasar ke luar negeri meningkat.

Ia memasok gula aren ke Belanda sekitar 20 ton dengan menggunakan angkutan dua kontainer.

Pasokan ini dilakukan secara rutin per bulan sesuai dengan permintaan.

Produksi gula cetak asal Kabupaten Lebak diminati masyarakat Belanda sebab gula aren masuk kategori makanan organik dan tidak terdapat bahan-bahan kimia.

Meningkatnya permintaan itu, menurut dia, karena dilengkapi dengan sertifikat pangan organik internasional yang dikeluarkan pemerintah.

"Kami terbantu dengan keluarnya sertifikat pangan organik internasional sehingga kepercayaan konsumen cukup tinggi," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa masyarakat Belanda sangat menyukai gula aren Kabupaten Lebak sebagai bahan pemanis minuman maupun aneka jenis makanan.      

Bahkan, gula aren bisa dicampur pemanis makanan roti.

"Kami menjamin gula aren ini alami dan menyehatkan karena tidak terdapat bahan kimia," katanya.

Keunggulan gula aren Kabupaten Lebak, selain rasanya manis dan beraroma, juga bertahan lama. Oleh karena itu, lanjut dia, wajar jika permintaan ekspor meningkat karena kualitasnya cukup bagus.

"Kami bisa memasok gula aren ke perusahaan eksportir di Jakarta sebanyak 20 ton per bulan. Perusahaan itu kemudian mengekspornya ke Belanda," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017