Jakarta (Antara News) - Asosiasi Produsen Benih Hortikultura Indonesia (Hortindo) minta kepada pemerintah untuk mewaspadai terjadinya kelangkaan benih sayuran, sebagai akibat terjadinya kemarau basah (La Nina) sepanjang 2016.

"Akibat La Nina membuat produksi benih sejumlah jenis sayuran di Indonesia mengalami penurunan di tahun 2016, produksi benih kacang panjang diperkirakan turun 50 persen, cabai turun 15 persen, dan tomat turun 5 persen," kata Ketua Umum Hortindo, Afrizal Gindow di Jakarta, Rabu.

Kondisi iklim tahun lalu membawa dampak pada sektor industri perbenihan hortikultura sehingga membuat produksi benih beberapa komoditas mengalami penurunan yang cukup signifikan.

"Hujan yang turun sepanjang musim membuat proses pembungaan tidak terjadi dengan baik demikian pula dengan proses pengeringan benih,” ujar Afrizal.

Afrizal memperkirakan pada tahun 2017 ini pun kondisi iklim di wilayah Indonesia masih belum banyak berubah. Maka dari itu, Hortindo menghimbau kepada Pemerintah untuk waspada terhadap dampak dari kelangkaan benih hortikultura pada tahun ini.

"Tahun lalu saja butuhan benih hibrida diperkirakan mencapai 14.000 ton, sedangkan permintaan benih setiap tahunnya diperkirakan naik sebesar 10 – 15 persen," ujar dia.

Sebagai wadah asosiasi produsen benih yang saat ini beranggotakan 13 perusahaan, Hortindo telah melakukan sejumlah terobosan untuk menyelesaikan masalah dalam hal menjaga volume produksi benih hortikultura.

Beberapa hal yang telah dilakukan Hortindo antara lain adalah dengan membantu petani di daerah Jawa Timur untuk memasang shelter atau pelindung tanaman dari hujan. Penggunaan pelindung tanaman terbukti dapat mengurangi kegagalan produksi benih akibat curah hujan tinggi.

Selain itu, Hortindo juga berencana memperluas lahan produksi benih hibrida melalui kerjasama dengan petani produksi benih hortikultura. Saat ini saja ada sekitar lebih dari 10 ribu petani yang telah dibina dan menjadi mitra untuk memproduksi benih unggul.

Hortindo juga meningkatkan dan mengutamakan kegiatan riset dan pengembangan untuk menemukan varietas-varietas unggul yang tahan terhadap curah hujan tinggi, serta serangan hama dan penyakit yang datang pada musim hujan. Hingga saat ini Hortindo telah menemukan dan memproduksi 170 varietas sayuran hibrida.

Hortindo juga terus melakukan pembinaan kepada petani seperti mengajarkan teknik dasar pertanian (pengolahan tanah, pemupukan, dll), teknik penyilangan, panen serta pasca panen untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal.

"Permintaan pasar produk hortikultura di Indonesia masih sangat tinggi. Selain jumlah penduduk yang besar, penduduk kelas menengah yang saat ini mencapai 56,5 persen dari total penduduk Indonesia yang hampir mencapai 250 juta jiwa juga mendorong peningkatan permintaan terhadap produk hortikultura berkualitas. Tingginya permintaan produk hortikultura tersebut jika tidak diantisipasi akan membuat impor komoditi ini akan meningkat," ujar Afrizal.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2017