Jakarta (Antara News) - Karen Van Beeck, warga Afrika Selatan keturunan Belanda, sudah tinggal selama satu tahun di daerah Pemuteran, Kabupaten Buleleng, kawasan Bali Barat, terutama karena senang dengan keindahan bawah lautnya.

Di bawah laut Pemuteran, banyak terumbu karang yang tumbuh dengan metode Biorock sehingga membuat ikan-ikan berwarna warni kembali dan betah tinggal, menjadikan habitatnya di sana.

Karen harus terbang selama sekitar 20 jam dari ibu kota Afrika Selatan Cafe Town ke Bandara Internasional Ngurah Rai Bali menjelajahi sekitar 10.000 Km, kemudian menempuh perjalanan tiga hingga empat jam dari Denpasar ke Pemuteran.

Begitu juga dengan Ernan Forteis, seorang warga Argentina yang berlibur ke Pemuteran. Ia harus mengarungi jarak antara Buenos Aires - Denpasar sekitar 15.000 Km dengan waktu penerbangan 29 jam. "Saya akan tinggal dan menikmati keindahan bawah laut Pemuteran selama satu minggu," kata Ernan Forteis.

Karen Van Beeck dan Ernan Forteis harus terbang lama dan jauh untuk bisa liburan di Pemuteran, kawasan Bali Barat. Pemuteran makin terkenal di dunia sebagai destinasi wisata bahari setelah mendapatkan penghargaan sebagai tempat pembuatan terumbu karang dengan metode Biorock terbesar di dunia dari Unesco, salah satu organisasi PBB, saat konferensi di Rio De Janiero, Brazil, tahun 2012.

Karang Hancur

Pemuteran sejak dulu memiliki pesona alam yang menarik, baik keindahan di bawah laut mau pun keindanhan di daratannya. Sebelum pertengahan dekade 1990-an, Pemuteran memiliki terumba karang yang bagus sehingga banyak turis asing yang datang berlibur ke sana.

"Awal 1990-an, di Pemuteran sudah berdiri resort yang nyaman bagi turis asing tinggal, di antaranya Pondok Sari Resort, Taman Sari Resort, Mentari Resort. Turis asing pun sebagian besar merupakan turis asal Eropa," kata Ni Putu Widyawati, manajer operasional Taman Sari. Ia sudah mengelola resort di Pemuteran sejak awal 1990-an.

Namun pada pertengahan dekade 1990-an, karena penangkapan ikan yang kurang ramah lingkungan dengan menggunakan bom dan pemanasan global menyebabkan kehancuran terumbu karang di pesisir pantai Pemuteran.

Setelah hancurnya terumbu karang di bawah laut Pemuteran menyebabkan ikan dan turis juga kabur sehingga bisnis hotel menurun drastis. "Awal tahun 2000-an juga terjadi bom di New York Amerika dan disusul setahun kemudian muncul bom Bali tahun 2012, makin membuat industri pariwisata di Bali, khususnya di Pemuteran terperosok dalam," kata Ni Putu.

Pada tahun 1998, ada pertemuan konferensi "Global Climate Change" di Singapura. Seorang warga Bali Yos Amertha, pemilik Amertha Villa & Resort di Pemuteran ikut acara tersebut. "Di sana Yos Amertha mendengar presentasi pembuatan terumbu karang dengan metode Biorock oleh Prof Wolf Hilbertz asal Jerman dan Dr Thomas Goreau asal Jamaika. Keduanya merupakan peneliti Biologi Kelautan," kata Komang Astika, manajer Biorock Center, di Pemuteran.

Yos Amerta kemudian menceritakan kehancuran terumbu karang di Pemuteran. Kedua peneliti itu tertarik untuk datang ke Pemuteran dan membantu memulihkan terumbu karang dengan metode Biorock.

"Bulan Juni 2000, kedua peneliti Wolf Hilbertz dan Thomas Goreau, melakukan eksperimen pembuatan terumbu karang dengan metode Biorock. Setelah tiga bulan kemudian, hasilnya sangat bagus. Pertumbuhan terumbu karang dengan metode Biorock lebih cepat dibandingkan secara alami. Sejak itulah, dibangun terumbu karang dengan metode Biorock secara besar-besaran," ungkap Komang Astika.

Pembuatan terumbu karang dengan metode Biorock menggunakan struktur besi yang dialiri listrik arus lemah (DC) di bawah 1,2 Volt. Besi yang dialiri listrik akan menarik mineral dalam air laut yang kemudian membentuk karang di badan besi.

    
Bangkitkan Pariwisata

Terumbu karang di Pemuteran dengan metode Biorock ternyata berhasil. Bawah laut Pemuteran kembali dihiasi terumbu karang yang ditopang oleh struktur besi. Ikan-ikan pun kembali menghiasi bawah laut Pemuteran. Ikan-ikan hias juga betah mencari makan, kata manajer operasional Biorock Center Komang Astika.

Keberhasilan itu dilirik pula oleh Unesco, suatu organisasi PBB di bidang warisan budaya. Dalam konferensi tahun 2012 di Brazil, Unesco memberikan penghargaan (award) atas keberhasilan pemulihan terumbu karang dan ekosistem kelautan di Pemuteran.

Dampak keberhasilan terumbu karang Biorock juga membangkitkan industri pariwisata di Pemuteran. Jumlah kunjungan turis asing dan domestik naik meroket, kata Kadinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna.

"Turis asing yang datang ke Pemuteran umumnya dari negara-negara Eropa seperti Jerman, Belanda dan Prancis. Sedangkan turis Asia umumnya dari Jepang dan Tiongkok. Mereka datang bersama keluarga dan tinggal minimal seminggu," tambah Kadinas Nyoman.

Keberhasilan menata terumbu karang dan ekosistem bawah laut Pemuteran serta bangkitnya kembali industri pariwisata akhirnya membuahkan hasil. Organisasi pariwisata dunia PBB (UNWTO) memberikan penghargaan kepada Yayasan Karang Lestari pimpinan Agung Prana karena berhasil memulihkan terumbu karang Biorock, ikan-ikan dan industri pariwisata.

"Pemuteran Bali, menduduki peringkat tujuh besar dari Top 10 Lonely Planet Terbaik Asia 2016," tambah Nyoman Sutrisna.

Kebangkitan industri pariwisata juga memberikan dampak sangat positif kepada masyarakat sekitar. Kini banyak penginapan, homestay, hotel melati, café dan restoran yang dimiliki masyarkat. Pemerintah Kabupaten Buleleng dan Yayasan Karang Lestari mendorong masyarakat manfaatkan lahan kosong untuk membangun homestay (penginapan). 

Pewarta: Adi Lazuardi

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016