Tangerang (Antara News) - Penerapan Aplikasi Silacak dan Sitimbang oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tangerang, Banten, dapat meningkatkan kinerja supir sampah dalam proses pengangkutan dan kedisiplinan.

Aplikasi Silacak merupakan sistem untuk mengelola informasi pergerakan armada pengangkut sampah. Sedangkan Aplikasi Sitimbang yakni sistem utama dalam proses penimbangan sampah melalui jembatan timbang di TPA Rawakucing.

Kepala Dinas Kebersiha dan Pertamanan Kota Tangerang, Ivan Yudianto di Tangerang, Kamis, mengatakan, dengan kedua aplikasi tersebut dapat memantau sistem kerja pegawai dan armada setiap harinya. Termasuk juga jumlah sampah yang masuk ke TPA Rawakucing.

Aplikasi Sitimbang misalnya, setiap armada truk yang akan membuang sampah ke TPA Rawakucing, akan melewati jembatan timbang untuk diukur jumlah sampah yang terangkut di truk tersebut.

Jika sampah yang akan dibuang tak sesuai dengan kuota atau kapasitas muatan, maka armada truk tersebut tak bisa membuang sampah dan harus melakukan pengangkutan kembali ke wilayah.

Untuk pemantauannya, DKP telah memasang kamera yang memotret setiap hasil perhitungan di jembatan timbang, termasuk muatan sampah yang dibawa. Bahkan, supir armada truk pun difoto untuk memastikan tak ada pergantian tugas di tengah jalan.

"Kamera di jembatan timbang memotret beberapa sisi seperti supir, armada truk, muatan sampah hingga hasil pengukuran. Hal ini untuk peningkatan kedisiplinan petugas," katanya.

Sementara untuk aplikasi Silacak yakni pemantauan pergerakan armada sampah yang telah dipasangi Global Positioning System (GPS). 

Dari total 177 armada sampah, sudah 75 armada yang dipasangi GPS dan akan terpasang semua pada tahun mendatang. "Pemasang GPS ini untuk memantau pergerakan truk sampah di wilayah dan tak menyasar ke wilayah lainnya," ujarnya.

Selain itu, armada truk pun dipasangi Radio frequency identification (RFID) yang berfungsi untuk menyimpan dan mengambil data jarak jauh. Hal ini terkait dengan jumlah BBM yang akan diterima setiap armada karena disesuaikan dengan jarak tempuh armada truk tersebut beroperasi.
  
"Jadinya, RFID ini menentukan jumlah kuota BBM yang diterima setiap armada truk. Misalnya saja, armada truk yang beroperasi di wilayah Ciledug dan Neglasari. Maka kebutuhan kuota BBM pun akan berbeda karena jarak tempuhnya pun beda," ujarnya.

Ada juga aplikasi lainnya yaitu Sistem Informasi Tenaga Harian Lepas (SITHL) untuk mengolah data tenaga harian lepas diantaranya supir, kernet, tenaga pemelihara taman, tenaga kebersihan dan lainnya.

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016