Lebak (Antara News) - Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, melindungi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) menghadapi pemberlakuan pasar global Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) agar tidak mengalami kebangkrutan.

Kepala Bidang Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Restu, Rabu, mengatakan perlindungan bagi pelaku UKM itu diantaranya pemerintah daerah membangun Plaza Komoditi untuk menampung produksi UKM tersebut.

Selain itu juga melindungi secara hukum maupun regulasi agar bisa bersaing dengan produk-produk negara lain di Asia Tenggara.

Pertumbuhan UKM sangat membantu program pemerintah untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran.

Hal itu karena pelaku UKM secara otomatis dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi secara mikro di daerah.

"Kami berkomitmen melindungi UKM jangan sampai mengalami kebangkrutan menghadapi pasar tunggal MEA itu," ujarnya.

Ia menjelaskan jika mereka tidak mendapat perlindungan dikhawatirkan usahanya bangkrut karena produknya kalah bersaing dengan produk negara tetangga.

Perlindungan itu, kata dia, terkait dengan peranan UKM dalam kegiatan usaha yang mampu mendorong perluasan lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat.

"Kami minta pemerintah setempat segera menerbitkan peraturan daerah sehingga pelaku UKM bisa bersaing," katanya menjelaskan.

Menurut Restu, saat ini produk-produk UKM lokal tentu kalah bersaing dengan produk negara lain, karena mereka mengelola usaha itu dengan menggunakan penerapan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) yang lebih baik.

Produk dalam negeri itu, katanya, masih banyak dikelola secara tradisional dengan tidak menggunakan teknologi maupun SDM yang andal.

Oleh sebab itu, pemerintah harus melindungi kelompok-kelompok usaha masyarakat agar berkembang dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kita dalam menghadapi era MEA itu diperlukan peningkatan kualitas produk UKM, infrastruktur, mengubah regulasi, kualitas SDM ditingkatkan dan pengembangan koperasi juga peningkatan pendidikan," katanya.

Pengamat ekonomi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wasilatul Fallah Rangkasbitung, Encep Khaerudin menyatakan pemerintah daerah harus mendorong pelaku UKM dapat meningkatkan kualitas produksi dan bisa berdaya saing dengan negara-negara di kawasan ASEAN.

Selain itu, meningkatkan SDM dengan membuka Balai Latihan Kerja (BLK) untuk mempersiapkan tenaga terampil yang memiliki kompetensi pada bidang industri itu.

Tenaga terampil menjadi tuntutan, termasuk masyarakat bisa menguasai Informasi Teknologi (IT).

Mereka yang mendapat pelatihan itu yang menjadi sasaran kelompok usia produktif sehingga dapat memiliki keterampilan dan kecakapan kerja.

"Kami berharap BLK dapat melahirkan usaha ekonomi kreatif di masyarakat sehingga bisa merebut pasar tunggal itu," ujarnya.

Anwar (55), seorang pelaku UKM warga Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya kini merasa kewalahan dengan banyaknya permintaan gula semut dari negara-negara ASEAN.

Bahkan, selama sebulan terakhir hingga diekspor ke Malaysia dan Filipina antara 20-30 ton melalui sponsor perusahaan eksportir dari Jakarta.

"Kami merasa bangga komoditas lokal itu bisa memenuhi permintaan negara ASEAN," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016