Jakarta (Antara News) - Survei Kantar World Panel menunjukkan pertumbuhan industri produk "fast moving consumer goods" atau barang konsumen dengan perputaran (penjualan) cepat di Indonesia pada kuartal 3 2016 sebesar 4,8 persen mengalahkan pertumbuhan Asia 3 persen.

"Meski pertumbuhan ini belum setinggi periode sebelumnya 9,9 persen, namun hal ini menunjukkan pasar Indonesia tetap membaik seiring dukungan fundamental ekonomi yang kuat dilihat dari inflasi rendah, pengangguran turun, nilai tukar rupiah stabil, dan pembangunan infrastruktur yang terus berjalan," kata New Business Development Director, Fanny Murhayati di Jakarta, Selasa.

Fanny menjelaskan hal ini usai penyelenggaraan seminar Consumer Connection 2016 bertajuk "Smart Growth" yang dihadiri kalangan industri FMCG.

Fanny mengatakan, saat ini konsumen lebih selektif dalam memilih produk fast moving consumer goods (FMCG) seiring dengan naiknya harga produk tersebut, hal ini juga yang menjawab mengapa pertumbuhan pada kuartal 3 2016 tidak sepesat periode sebelumnya.

Fanny mengatakan, saat ini penjualan FMCG di Indonesia terbesar (90 persen) melalui pasar tradisional, apalagi pemerintah saat ini terus merevitalisasi pasar-pasar tradisional sehingga membuat penjualan melalui media ini akan tetap menguat ke depannya meskipun mini market dan pusat belanja modern juga ikut bertumbuh.

Kantar Worldpanel Asia CEO, Marcy Kou mengatakan, terdapat tiga hal penentu yang membentuk industri FMCG di masa depan, yaitu penjualan berbasis digital, transformasi struktur retail, dan perilaku konsumen terhadap berbagai produk.

Untuk penjualan berbasis digital di Indonesia saat ini pertumbuhan e-commerce sudah maju dengan pesat namun baru untuk produk-produk tertentu saja, sedangkan untuk FMCG masih kurang dari satu persen, sehingga ke depannya dapat menjadi pertimbangan bagi produsen minimal untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat, jelas Marcy.  

Saat ini Pengguna aktif media sosial di Indonesia  mencapai 65 juta orang, jumlah ini merupakan jumlah terbesar kedua di Asia setelah China. Berbagai aplikasi dengan beragam kegunaan terus berkembang dengan pesat. Seharusnya perkembangan ini menjadi pertimbangan bagi produsen untuk berinvestasi lebih, pada media digital.

Dia juga menjelaskan dengan perkembangan digital juga terjadi perubahan struktur retail. Berdasarkan data, kontribusi e-commerce di Korea Selatan terhadap pembelian total FMCG mencapai 16.6 persen, dengan pertumbuhan sebesar 35 persen. Tidak hanya di Korea, e-commerce juga berkembang pesat di China (dengan pertumbuhan 47 persen) dan Taiwan (dengan pertumbuhan 31 persen).

Pengaruh Perilaku konsumen terhadap brand. Ada beribu alasan dalam memilih suatu produk, salah satunya adalah, membeli suatu produk, karena ingin  berperan aktif dalam membangun suatu bangsa dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya.

Dengan merangkul konsumen secara lebih personal dan emosional, hal ini dapat membantu para pemain FMCG di dalam memasarkan lebih baik produk yang mereka tawarkan, jelas dia.

Marie Anne, International Insight Director Kantar Worldpanel Indonesia, juga mengungkapkan bahwa konsumen memiliki pola konsumsi yang mirip, yaitu peduli dengan kesehatan serta keamanan, membawa kebahagiaan untuk konsumen, dan menawarkan kemudahan.

Saat ini konsumen Indonesia lebih suka dengan produk FMCG yang menawarkan produk dengan bahan organik, natural, produk yang mengandung anti bakteri, anti-oxidant, anti polusi dan mengandung berbagai manfaat kesehatan.

Dalam Consumer Connection seminar ini, Nadya Ardianti, Senior Insights Director, Kantar Worldpanel Indonesia, juga menjelaskan, kunci keberhasilan di dalam mengembangkan suatu merek atau produk, sangat ditentukan oleh jumlah konsumen yang membeli produk tersebut (penetrasi).

"Bukan dari seringnya konsumen tersebut melakukan pembelian, namun semakin banyaknya konsumen yang membeli sebuah produk, maka semakin besar kemungkinan konsumen tersebut, untuk menjadi loyal terhadap produk tersebut," jelas dia.

Nadya mengatakan terdapat enam kunci untuk melakukan penetrasi pasar yakni ketersediaan barang, tipe dan keanekaragaman produk, harga barang, promosi, inovasi, serta ekuitas merek (bagaimana menanam merek kedalam benak konsumen).

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016