Tangerang (Antara News) - Universitas Budi Luhur (UBL) Jakarta meghadirkan Chief Representative Mitsui & Co, Jun Tamura untuk mengajarkan mengenai cara berwirausaha kepada mahasiswa.

Ketua Panitia Japanese Seminar Series, Liza Dwi Ratna Dewi di Jakarta, Senin, mengatakan bisnis yang diterapkan oleh MitsuiCo sangat unik karena mengutamakan semangat kewirausahaan tanpa menuntut fasilitas.

"Biasanya, mahasiswa menemui kendala ketika memulai usaha. Maka itu, dengan pengalaman Mitsui&Co bisa memberikan pandangan dan semangat untuk meraih sukses," katanya.

Senior Profesor Universitas Budi Luhur, Prof. Suparmoko menambahkan, Jepang adalah negara miskin sumber daya alam tetapi dapat berbisnis di seluruh dunia karena memiliki sumber daya manusia yang luar biasa.

Sedangkan Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam, tetapi Sumber Daya Manusianya sangat lemah.

Akibatnya negara Indonesia hidup dari menjual sumber daya alam dan lama kelamaan ini bisa habis. "Jadi Indonesia harus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, dan menjaga Sumber Daya Alam agar tidak habis," katanya.

Sementara Mr. Jun Tamura menuturkan, Mitsui & Co adalah sebuah konglomerasi dan salah satu yang terbesar di Jepang. Mitsui memiliki berbagai macam aktivitas bisnis. Mulai menjual Mi, donut sampai pewawat ruang angkasa.

Saat ini Mitsui beroperasi di 65 negara, termasuk Indonesia yang menjadi negara ketiga terbesar sebagai lokasi aktivitas bisnis setelah Brazil dan Chile.

Di Indonesia, Mitsui telah ada sejak tahun 1901 dan telah mengembangkan usaha mencapai 115 tahun di Indonesia.

Dalam bidang infrastruktur, proyek terbesar Mitsui adalah Power yaitu pengadaan energi listrik bekerjasama dengan PLN di Paiton, Jawa Timur.

Proyek terbesar kedua adalah Port yaitu investasi dan pengoperasian  pelabuhan laut bekerjasama dengan Pelindo dan pelabuhan udara bekerjasama dengan Angkasa Pura.  

Proyek ketiga terbesar adalah Oil and Gas yaitu pengadaan terminal LNG dan jalur-jalur pipa minyak Pertamina dan pembangunan/pengoperasian pabrik dan pengilangan Amonia bekerjasama dengan Pertamina.

Proyek  infrastruktur terbesar keempat adalah industri Kimia dan Logam Dasar bekerjasama dengan Pupuk Kaltim dan Aneka Tambang.

Sedangkan proyek kelima adalah Pembangunan dan Pengoperasian Mass Rapid Transportation (MRT) Jakarta bersama Kereta Api  Indonesia.  

"Total, ada 24 perusahaan yang bekerjasama dengan kami dan ada lima proyek besar yang kami kembangkan," katanya.

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016