Jakarta (Antara News) - Agung Podomoro Land (APL) tengah berencana membangun layanan e-commerce di seluruh trade mall yang mereka bangun dalam rangka mendukung bisnis para pemilik kios.

"Saat ini tengah dipersiapkan desainnya diharapkan tahun depan sudah dapat diaplikasikan pedagang Trade Mall," kata AVP Marketing TM Agung Podomoro, Ho Mely Surjani di Jakarta, Jumat.

Mely mengatakan saat ini masyarakat masih lebih suka membeli berbagai keperluan dengan mendatangi langsung pusat belanja atau mall karena produk yang dibeli lebih dapat dirasakan, dibau, atau dirasakan.

"Kalau di e-commerce yang tersaji hanya gambar dan spesifikasinya saja, bahkan ada beberapa produk yang sebenarnya sulit kalau dipasarkan secara online. Inilah yang membuat pusat perdagangan dan mall masih ramai dikunjungi," ujar Mely.

Mely mengungkapkan kehadiran layanan e-commerce nantinya sebagai pelengkap untuk memudahkan bagi pembeli apabila sedang berhalangan untuk keluar rumah.

Bagi dia kehadiran pasar offline dan online saat ini menjadi sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, sejumlah e-commerce yang berkembang saat ini tentunya memiliki ruang pamer untuk barang yang mereka pasarkan, jelas dia.

Beberapa pedagang trade malll saat ini sudah ada yang masuk ke online, bagi mereka yang ingin menonjolkan online akan membeli kios yang memanjang ke belakang sebagi gudang, sedangkan yang offline membeli kios yang mukanya lebar, jelas Mely.

Mely juga mengungkapkan saat ini terjadi pergeseran pembeli trade mall seperti di Thamrin City sebagi pusat batik, perlengkapan muslim, bordir banyak dikunjungi riteler asing asal Timur Tengah, Asia, Amerika untuk dijual lagi di negaranya.

"Untuk membantu pedagang asal luar negeri tersebut kami memiliki fasilitas jasa ekspedisi setiap trade mall, biasanya ditempatkan di lantai atas, sedangkan di lantai bawah disediakan bagi supplier untuk menjamin tersedianya stok barang," jelas Mely.

Mely mengatakan kehadiran pedagang asing ini yang kemudian mendorong pemilik kios juga menjual produknya secara online, sehingga pembeli asing ini akan lebih mudah untuk memesan barang dagangan ke depannya, setidaknya sudah ada 400 pedagang offline yang memiliki fasilitas online di blok B Tanah Abang.

Sedangkan konsultan IT, Ken Dean Lawadinata mengatakan kehadiran e-commerce yang marak di Indonesia tidak akan membuat pedagang offline kehilangan pembeli, justru e-commerce yang banyak ditawarkan saat ini menjadi "tools" atau alat untuk meningkatkan penjualan.

Ken yang tengah menggarap layanan e-commerce trade mall Podomoro mengatakan pedagang saat ini dituntut cepat mengikuti mode, melalui fasilitas e-commerce ini akan memudahkan mereka mengikuti perkembangan.

"Mayoritas pebisnis kita saat ini merupakan follower kehadiran e-commerce ini akan memudahkan untuk mengadopsi inovasi yang perkembangannya saat cepat," jelas Ken.

Ken yang juga salah satu perintis KasKus mengatakan banyak barang-barang terutama memiliki risiko tinggi seperti perhiasan, sepeda motor, mobil, serta beberapa produk lainnya yang sulit dipasarkan secara online.

Ken juga mengatakan bagi pedagang yang ingin masuk ke bisnis online harus dapat membangun kepercayaan, karena sekali saja mereka tidak percaya maka barang yang didagangkan akan sulit dijual.

"Saat ini produk yang ingin kita pasarkan dapat dengan mudah di "share" baik melalui e-commerce atau media sosial, tetapi sekali mereka kecewa dengan produk yang ditawarkan seterusnya tidak akan percaya," ujar Ken.

Ken mengatakan pemilik barang apabila sudah masuk ke online harus senantiasa melakukan review terhadap pesanan, serta siap untuk melakukan pengiriman dengan segera.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016