Bandung (Antara News) - PT East West Seed Indonesia (Ewindo) produsen benih sayuran hybrida melakukan sosialisasi bertanam bunga melalui benih/ biji kepada petani, pedagang, dan pecinta bunga bertempat di desa Cihideung, kecamatan Parongpong, kabupaten Bandung Barat.

"Selama ini petani mengembangkan budi daya tanaman bunga melalui stek batang yang sebenarnya tidak bagus kualitasnya, melalui pertemuan ini kami menawarkan alternatif budi daya melalui biji/ benih," kata Spesialis Produk Bunga Ewindo, Karina di kabupaten Bandung Barat, Selasa.

Karina mengatakan sosialisasi dan pelatihan tersebut melibatkan 60 peserta serta menghadirkan ahli bunga dari Belanda, Ton de Rooije bertempat di desa Cihideung, kecamatan Parongpong, kabupaten Bandung Barat yang memang merupakan sentra bunga di Jawa Barat.

Ton de Rooije berbagi ilmu kepada peserta cara bertanam bunga yang benar serta memberikan tips berdagang bunga di negaranya seperti mencantumkan label nama, cara memajang, merangkai bung ke dalam keranjang, serta menyesuaikan dengan musim/ tren.

Karina mengatakan Ewindo memasarkan benih bunga sejak tiga tahun lalu dengan petani bunga binaan berlokasi kabupaten Bandung Barat, Brastagi Sumatra Utara, dan Tomohon Sulawesi Utara saat ini tengah dikembangkan benih yang tahan di iklim dataran tinggi dan dataran rendah.

Direktur Ewindo, Afrizal Gindow mengatakan, Ewindo memiliki banyak varietas tanaman bunga, diantaranya Marigold tipe pot, Vinca tipe standing dan trailing, Helianthus atau bunga matahari tipe pendek, Zinnia, Dianthus, Viola, Celosia, Salvia, dan Begonia.

Afrizal mengatakan budi daya bunga di Indonesia peluangnya masih sangat besar untuk bunga pot saja kebutuhannya 1,5 juta per tahun, namun yang dapat dipenuhi hanya 10 persennya saja.

Lebih jauh Afrizal mengatakan pasar florikultura dunia nilainya 125 miliar dolar AS, seandainya Indonesia dapat merebut 5 persen akan menghasilkan 7 miliar dolar AS.

Tahun 2015 nilai ekspor florikultura masih sekitar 24,9 juta dolar AS, berati masih perlu 30 kali lipat lagi untuk dapat mencapai angka 7 miliar dolar AS, ungkap Afrizal.

Sedangkan Astuti Lestari pemilik Astuti Flower Nursery asal Cihideung mengatakan untuk menjadi petani bunga tidak terlalu berat dengan lahan terbatas kurang dari 200 meter persegi sudah dapat memberikan hasil, begitu juga dengan keuntungannya sangat besar mencapai 70 persen sisanya modal (pupuk, median, pot, dan sebagainya).

Astuti mengatakan untuk menjadi petani bunga penjualan sangat berfluktuasi seperti di tahun 2015 bisa mencapai puluhan ribu pot bunga karena adanya event internasional di kota Bandung, namun di tahun 2016 hanya bisa mencapai ribuan pot bunga, namun sejak pertengahan tahun penjualan kembali naik.

"Petani bunga harus dapat mengikuti perkembangan tren/ mode dia juga harus paham betul musim nikah, hari-hari keagamaan, upacara tradisional, dan lain sebagainya," ungkap Astuti.

Astuti mengatakan petani bunga di Cihideung saat ini telah memanfaatkan layanan internet untuk menjual bunga ke daerah lain misalnya ke Bali  yang memang banyak event keagamaan yang membutuhkan bunga.

Astuti juga mengatakan berkerja sama dengan pemerintah daerah dirinya giat menyelenggarakan pelatihan melalui Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) baik itu berkelompok maupun perorangan.

Astuti mengungkapkan pelatihan sangat dibutuhkan agar regenerasi petani bunga khususnya di kabupaten Bandung Barat dapat terus berjalan, saat ini banyak dari generasi muda yang enggan untuk terjun ke bisnis ini, padahal sebenarnya sangat menguntungkan.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016