Serang (Antara News) - Impor Banten Juli 2016 turun 32,88 persen dibanding Juni 2016, yaitu dari sebelumnya 777,11 juta dolar AS menjadi 521,59 juta dolar AS.

Impor yang turun sebesar itu dikarenakan impor nonmigas yang turun 28,04 persen dari 579,88 juta dolar AS menjadi 417,29 juta dolar AS, dan impor migas yang turun sebesar 47,12 persen menjadi 104,30 juta dolar AS, dari sebelumnya mencapai 197,23 juta dolar AS, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Agoes Soebeno di Serang, Jumat.

Ia menambahkan impor migas turun akibat dari turunnya impor untuk komoditi hasil minyak, mengingat untuk komoditi gas serta komoditi minyak mentah tidak memperlihatkan kegiatan impor selama dua bulan terakhir.

Impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada Juli 2016 turun 17,25 persen atau sebesar 83,73 juta dolar AS, dari sebelumnya 485,46 juta dolar AS menjadi 401,73 juta dolar AS. Demikian pula untuk golongan barang lainnya turun 83,52 persen atau sebesar 78,86 juta dolar AS.

Nilai impor nonmigas terbesar berasal dari golongan bahan kimia organik yang mencapai 132,99 juta dolar AS, disusul  golongan besi dan baja dan gandum-ganduman dengan nilai impor masing-masing sebesar 59,77 juta dolar AS dan 58,03 juta dolar AS.  

Lima dari sepuluh golongan barang mengalami peningkatan nilai impor, kecuali bahan kimia organik, besi dan baja, gula dan kembang gula, bijih, kerak dan abu logam, dan bahan bakar mineral.

Peningkatan tertinggi berasal dari golongan gandum-ganduman, dengan peningkatan sebesar 29,23 juta dolar AS (101,48 persen), dan terendah berasal dari golongan berbagai produk kimia yang naik mencapai 0,60 juta dolar AS atau 12,89 persen.     

Lebih lanjut, penurunan impor tertinggi dan terendah terjadi pada golongan gula dan kembang gula dan bahan bakar mineral, masing-masing turun sebesar 77,04 juta dolar AS (66,58 persen) dan 0,66 juta dolar AS (3,54 persen).

Soebeno juga menyebutkan impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang periode Januari ¿ Juli 2016 mengalami penurunan 78,66 juta dolar AS (2,30 persen) dibanding periode sama tahun lalu, demikian pula untuk golongan barang lainnya turun 1.046,74 juta dolar AS (80,63 persen). Peran impor nonmigas untuk sepuluh golongan barang pada periode Januari ¿ Juli 2016 mencapai 93 persen, dengan peran tertinggi berasal dari golongan bahan kimia organik yaitu sebesar 33,79 persen dan disusul oleh besi dan baja dan bahan bakar mineral dengan besar kontribusi masing-masing 15,32 persen dan 11,86 persen.

Pangsa impor gabungan pada periode tadi pada tahun 2016 dari ketiga golongan tersebut mencapai 60,97 persen, sementara untuk tahun sebelumnya mencapai 42,79 persen. Peran impor nonmigas dari golongan barang lainnya hanya mencapai 7 persen.

Lebih lanjut, jika disandingkan secara bersamaan, delapan dari sepuluh golongan barang impor nonmigas pada Juli 2016 tersebut adalah golongan barang yang sama dengan bulan sebelumnya, kecuali golongan kapal laut dan bangunan terapung dan golongan berbagai produk kimia, katanya.

Selanjutnya, enam dari delapan golongan barang tersebut, kecuali bijih, kerak dan abu logam, dan benda-benda dari besi dan baja merupakan golongan barang yang selalu masuk dalam sepuluh golongan barang impor utama Banten sejak Juli 2015. Adapun pangsa impor gabungan dari ketujuh golongan barang tadi tidak pernah kurang dari 63 persen selama setahun terakhir.  

Kontribusi tertinggi untuk ketujuh golongan barang tersebut terjadi pada bulan Desember 2015 yang memberikan peranan sebesar 116,64 persen, sementara terendah terjadi pada bulan April 2016 yang memberikan kontribusi sebesar 63,20 persen, ujarnya.

Ia menambahkan negara pemasok barang impor nonmigas terbesar pada Juli 2016 adalah Australia dengan nilai impor sebesar 67,88 juta dolar AS, diikuti Tiongkok sebesar 45,28 juta dolar AS, sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai 101,69 juta dolar AS. 

Pewarta: Ridwan Chaidir

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016