Lebak (Antara News) - Sebanyak 22 petani Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, mengunjungi perajin gula aren Kabupaten Lebak, Banten, untuk menimba ilmu pengembangan usaha produk unggulan daerah.

"Kita datang ke sini ingin mengetahui secara jelas bagaimana perajin gula aren Lebak bisa diterima pasar global," kata Sunanta, petugas penyuluh perkebunan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lampung Selatan, Kamis.

Pengembangan perkebunan pohon aren di Kabupaten Lampung Selatan hampir sama dengan di Kabupaten Lebak. Produksi gula aren di daerahnya juga sama-sama menembus pasar ekspor ke berbagai negara.

Namun, pihaknya ingin belajar produk kerajinan gula aren yang memproduksi gula semut atau gula halus.

Kelebihan gula semut Kabupaten Lebak memiliki kualitas hingga bersertifikat organik internasional.

Oleh karena itu, pihaknya berharap dari kunjungan ke lokasi sentra perajin gula aren di Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak itu, hasilnya bisa dikembangkan di Kabupaten Lampung Selatan.

"Kami yakin mampu mengembangkan produk gula aren itu setelah belajar kepada perajin Lebak itu," katanya.

Pihaknya ke depan akan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lebak untuk mengembangkan usaha produk gula aren dan juga produk-produk lainnya.

Ia mengatakan wilayah Kabupaten Lampung Selatan sebagai sentra penghasil komoditas perkebunan, antara lain kopi, aren, lada, kakao, karet, dan kelapa sawit.

"Kami berharap melalui kerja sama itu dapat mendongkrak pendapatan ekonomi petani," katanya.

Kepala Dishutbun Kabupaten Lebak Kosim Ansori mengatakan saat ini gula aren menjadikan produk unggulan daerah dengan produksi gula aren yang terdiri atas dua jenis, yakni gula cetak dan gula semut.

Keunggulan gula aren Lebak, kata dia, selain organik yang menyehatkan, juga cocok dijadikan pemanis berbagai jenis bahan makanan dan minuman. Begitu pula rasanya manis, beraroma, dan bertahan lama.

"Kami menilai kualitas gula aren Lebak cukup bagus karena pengelolaannya secara tradisional sehingga diminati pasar dunia," ujar dia.

Ia mengatakan produk gula aren itu menembus pasar global, meliputi Singapura, Malaysia, Brunei, Australia, Tiongkok, Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat.

Biasanya, gula aren Lebak dijadikan bahan roti, minuman, dan aneka kuliner lainnya.

Diperkirakan produksi gula aren diekspor ke pasar mancanegara mencapai 50 sampai dengan 70 ton per bulan.

"Kami terus membina pelaku-pelaku usaha gula aren karena menjadi komoditas unggulan Lebak dan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat," katanya.

Anwar (55), perajin gula aren yang juga warga Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, mengaku setiap bulan mengekspor gula semut ke Australia antara 20 ton hingga 30 ton.

Saat ini, permintaan gula semut di "Negara Kanguru" itu relatif cukup tinggi untuk memenuhi permintaan hotel dan pasar modern.

Tingginya permintaan pasar ekpsor itu setelah mengikuti pameran produk gula semut Lebak di Belanda melalui eksportir dari Jakarta.

"Kami merasa bangga komoditas lokal itu mampu menembus pasar ekspor, termasuk di antaranya 'Negeri Kincir Angin' itu," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016