Serang (Antara News) - Pembangunan jalan tol Serang-Panimbang akan menjadi gerbang kemajuan pariwisata Banten mempermudah akses menuju kawasan wisata di wilayah Banten Selatan terutama kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Tanjung Lesung, kata Sekretaris Daerah Provinsi Banten Ranta Suharta.

"Sekarang jalan tol Serang-Panimbang sedang dalam proses untuk pembebasan lahan," kata Ranta dalam diskusi tentang potensi pariwisata Banten di Serang, Kamis.

Ia mengatakan, sekarang ini pemerintah pusat sudah siap menganggarkan sekitar Rp700 miliar hingga Rp800 miliar untuk pembebasan lahan pembangunan jalan tol Serang-Panimbang.

Untuk itu, lanjut Ranta, kabupaten/kota yang akan dilintasi jalan tol tersebut harus mampu mempersiapkan diri untuk pengembangan daerahnya.

"Tol itu ditargetkan 2018 sudah jadi. Kabupaten/kota harus siap termasuk masyarakatnya harus siap mengambil peluang ini," kata Ranta.

Ia mengatakan, pada awalnya pembangunan tol Serang-Panimbang untuk menunjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang. Keberadaan KEK tersebut akan memberikan dampak terhadap pengembangan pariwisata lainnya yang ada di Banten Selatan.

Selama ini, kata dia, pengembangan potensi pariwisata di Banten masih terkendala berbagai persoalan terutama infrastruktur yang belum begitu mendukung serta akses yang begitu jauh. Pembangunan jalan tol Serang-Panimbang akan membuka peluang berbagai potensi ekonomi, salah satunya pariwisata.

"Setiap akhir pekan wisatawan ke Sawarna dari luar daerah itu penuh, tapi aksesnya kebanyakan dari daerah Sukabumi. Ini artinya infrastruktur serta akses masih menjadi kendala," kata Ranta yang juga pernah menjabat Kadis Pariwisata Banten.

Ia mengatakan, potensi pariwisata Banten tidak kalah dengan daerah lainnya. Hanya pola pengemasan dan promosi wisata belum optimal. Selain itu, keberpihakan anggaran serta kepemimpinan di daerah belum bisa memfokuskan pada pengembangan potensi pariwisata.

"Provinsi mendorong kabupaten/kota melakukan pembenahan destinasinya. Kami dengan kemampuan anggaran yang ada bisa membantu seperti ke Kota Serang tahun ini sekitar Rp30 miliar untuk penataan Banten Lama," kata Ranta.

Sementara itu Bupati Pandeglang Irna Narulita menyatakan siap menangkap peluang untuk melakukan pengembangan dan pengemasan objek-objek wisata di Pandeglang serta produk-produk unggulan UMKM Pandeglang agar keberadaan tol dan KEK Tanjung Lesung memberikan dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat Pandeglang.

"Kami sudah melakukan pembahasan untuk menghidupkan industri pariwisata di Pandeglang terutama di zona-zona penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung," kata Irna yang juga menjadi narasumber dalam diskusi tersebut.

Menurutnya, untuk menyambut peluang tersebut, pihaknya juga berupaya untuk meningkatkan anggaran dalam pengembangan sektor pariwisata, serta melakukan pembenahan dalam pengemasan destinasi wisata bersama para pelaku usaha pariwisata di Pandeglang.

"Ini menjadi tantangan dan peluang bagi kami. Kami mengakui bahwa SDM yang bergerak di sektor pariwisata di Pandeglang masih rendah. Untuk itu, kami terus lakukan dengan berbagai pihak untuk peningkatan SDM pariwisata ini karena kami ingin Pandeglang menjadi destinasi pariwisata nasional," kata Irna.

Diskusi yang diselenggarakan salah satu media cetak lokal di Banten tersebut menghadirkan pemangku kepentingan pariwisata di Banten seperti PHRI, Asita, Dinas Pariwisata, akademisi, serta pelaku pariwisata, salah satunya pihak pengelola Tanjung Lesung.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016