Jakarta (Antara News) - Lexmark Indonesia, perusahaan yang bergerak dalam industri teknologi informasi meluncurkan "Executive Briefing Center" fasilitas ruang pamer sekaligus ruang praktikum dan ui coba produk.

"Fasilitas ini memadukan konsep informatif, komunikatif dan interaktif bagi para pelanggan di Indonesia yang berasal dari industri keuangan, minyak dan gas, manufaktur, edukasi dan pemerintahan," kata Country Manager Lexmark Indonesia Hotland D Tambunan di Jakarta, Kamis.

Hadir dalam peluncuran ini Leonel Da Costa - Vice President Asia Pasific Lexmark, Andrew Yeong, - Country General Manager Asia Pasific Central Lexmark, dan Oki Widjaja, Direktur PT Galva Techologies.

Hotland berharap fasilitas Executive Briefing Center dapat menjawab kebutuhan para pelaku bisnis di Indonesia untuk merasakan pegalaman langsung dalam mengeksporasi sebuah produk teknologi yang akan berperan penting dalam membantu meningkatkan efisiensi bisnisnya.

Lexmark Executive Briefing Center (EBC) berlokasi di Kantor PT Galva Technologies Jl. Hayam Wuruk No, 27, Jakarta. EBC akan beroperasi setiap hari kerja mulai jam 08.00 – 17.00 WIB ini dilengkapi ruang pamer produk, serta ruang uji coba pengaplikasian software, ruang rapat yang juga tempat pelatihan dan seminar.

Galva Technologies merupakan salah satu anak usaha dari Grup Galva. Galva Grup berdiri sejak tahun 1946. Galva menjadi distributor Lexmark di Indonesia sejak tahun 1999 yang mendukung Lexmark dalam mengelola laynanan cetak dan penyedia solusi dokumen .

Lebih jauh Leonel Da Costa - Vice President Asia Pasific of Lexmark mengatakan perusahaan akan membantu para pelaku industri khususnya perbankan, rumah sakit, pendidikan, minyak dan gas serta pemerintahan dalam mengurangi jumlah pemakaian kertas.

"Dalam beberapa tahun terakhir ini, pertumbuhan cetak dokumen di kalangan perbankan meningkat sebesar 5 persen. Dan kami yakin bahwa kertas tidak akan pernah hilang dari kehidupan manusia. Tetapi kami membantu para pelaku dunia usaha untuk mengurangi penggunaan kertas dengan mencetak yang mereka perlukan dan hanya dicetak pada saat dibutuhkan," ujar Leonel.

Bagi Leonel Indonesia merupakan pasar yang sangat penting melalui layanan management printing service (MPS). MPS adalah salah satu upaya memenuhi kebtuhan para pelaku dunia usaha yang mengharapkan adanya device yang cerdas.

"Misalnya saja di dalam mesin printer Lexmark terbaru terdapat sensor yang akan mengkomunikasikan bila printer dalam keadaan damage dan lainnya," ujar dia.

Sedangkan Andrew Yeong - Country General Manager Asia Pacific Central of Lexmark mengatakan pihaknya akan berikteraksi lebih banyak dengan para pelanggan kami di berbagai negara.

Andrew mengatakan melalui EBC nantinya kami bisa meningkatkan interaksi antara para pelanggan produk Lexmark dan para pakar di industrinya melalui skype. Dimana ke depan, para pelanggan di Indonesia bisa berkumpul di EBC dan mendengarkan paparan langsung dari pakar industri seperti perbankan dan lainnya yang ada di Amerika melalui skype.

Saat ini kami hanya memiliki 2 (dua) EBC saja di Indonesia. Konsep EBC kami tidak melulu berbicara mengenai produk tapi berbicara mengenai kebutuhan para pelanggan kami dan memberi solusi terhadap problem yang mereka hadapi, ujarnya.

Terkait MPS, Andrew mengatakan merupakan salah satu upaya memenuhi kebtuhan para pelaku dunia usaha yang mengharapkan adanya perangkat yang cerdas. Misalnya saja adanya sensor yang bisa mengetahui dengan cepat ketika fungsi print mengalami penurunan atau sudah harus di servis ulang.

Lexmark menghadirkan produk yang lengkap dengan solusi yang diperlukan oleh para pelaku dunia usaha. Printer Lexmark, diantaranya Lexmark CX 725, CX820, CX 825 telah dilengkapi dengan solusi Cloud Solution Framework (cSF) . Saat ini printer Lexmark dapat diakses dengan menggunakan aplikasi Google Cloud Print.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016