Pandeglang, (Antara News) - Himpunan Koperasi Syariah (Himkopsyah) Provinsi Banten menargetkan "mencetak" 1.000 hafidz/hafidzoh (penghafal) Al Quran dari kalangan santri di daerah itu.

"Kita melaksanakan 'Gerakan Himkopsyah Banten Peduli' melalui pembagian Al Quran pada pondok pesantren, tujuannya mencetak  1.000 hafidz dan hafidzoh dari kalangan santri," kata Koordinator Wakaf Wilayah I Himkopsyah Provinsi Banten Arief Rachman di Pandeglang, Rabu.

Arief menjelaskan sampai saat ini Al Quran yang telah dibagikan sebanyak 250 eksemplar, yakni diberikan pada Ponpes Yatim Madinah Al-Hijrah Pandeglang 60 eksemplar, Madrasah Ibtidaiyah Syech Yas'a Pandeglang 30 eksemplar.

Kemudian, disalurkan pada Ponpes Sosompang Rangkasbitung 50 eksemplar, Ponpes Sabilurohman Serang 50 eksemplar, Ponpes Ibnu Abbas Kota Serang 50 eksemplar, dan ada juga bantuan yang disalurkan melalui Abdul Aziz sebanyak 50 eksemplar.

Menurut dia, bantuan itu berasal dari penyisihan keuntungan koperasi syariah dan anggota Himkopsyah Banten dan sumbangan beberapa wakif (orang yang memberikan wakaf).

"Wakaf Al Quran itu kita berikan terutama bagi ponpes berbasis tahfidz Quran yang santri/santriwati-nya berasal dari kalangan yatim piatu, kaum dhuafa dan fuqoro serta orang miskin secara keuangan," ujarnya.

Himkopsyah, kata dia, memilih Al Quran tikrar untuk diberikan/diwakafkan karena metoda ini telah terbukti efektif bagi semua kalangan baik pria maupun wanita, anak2 dan tua ataupun muda mudah dalam menghafal Al Quran dalam waktu relatif singkat.

Al Quran hafalan tikrar, kata dia, merupakan terbitan Syaamil Quran, dengan memiliki beberapa keistimewaan, diantaranya menerapkan metode dan cara menghafal Al Quran dengan sistematika repetisi/pengulangan (tikrar).

Metode pengulangan yang diterapkan pada Al Quran tikrar merupakan bentuk sistematisasi dari cara menghafal Al Quran  paling tua dan banyak diamalkan oleh para huffazh (penghafal Al Quran) dari dulu hingga sekarang.

"Menurut kesaksian Syekh Abo Omar Al Iraqy, para santri tahfizh di masjid Nabawi Madinah dan Masjid Haram Mekkah pun melakukan tikrar/pengulangan hingga minimal 40 kali," ujarnya.

Pengulangan merupakan kunci kesuksesan hafalan, semakin sering diucapkan maka akan semakin kuat kita mengingatnya. Hal ini terbukti berdasarkan penelitian modern tentang fakta bahwa pengulangan sangat membantu menguatkan hafalan.

Begitu pula riwayat dari Imam Al Bukhari, salah seorang perawi hadist yang sangat terkenal akan kekuatan hafalannya menyatakan tidak menemukan cara menghafal yang lebih efektif selain dengan terus menerus melihat tulisan dan mengulang-ulang perkataan karena  itulah sejatinya hafalan.

Melalui Wakaf Al Quran tikrar ini diharapkan santri bisa hafal tanpa menghafal, dan untuk menggambarkan akhir proses yang akan didapat apabila menerapkan metode dan petunjuk yang ada pada Al-Quran hafalan ini dengan konsisten dan istiqamah.

"Siapa pun bisa menjadi penghafal Al-qur'an, asalkan mau menerapkan cara menghafal dengan sistem tikrar ini secara konsisten. Dengan baca berulang-ulang 40 kali maka memori otak kita secara otomatis merekam," katanya.

Pewarta: Sambas

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016