Jakarta (Antara News) - Petani bawang merah asal Brebes Jawa Tengah mengandalkan benih unggul dalam produksinya karena disamping biaya lebih murah serta hasilnya juga lebih banyak dibandingkan menggunakan umbi.

"Kalau menggunakan umbi biayanya sekitar Rp45 juta per hektar, namun kalau menggunakan benih/biji unggul hanya sekitar Rp5 juta," kata Ketua Kelompok Tani Desa sitanggal Kecamatan Larangan Kab Brebes Jawa Tengah, Yus Badruzaman di Jakarta, Selasa.

Yus yang dijumpai usai mengikuti kegiatan seminar dan pameran bertajuk "Financial Inclusion bagi Petani" yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan sebanyak 30 - 40 persen kebutuhan bawang merah nasional dipasok dari Brebes.

Lebih jauh Yus mengatakan produksi menggunakan benih unggul juga lebih besar sebanyak 13 ton per hektar dan dalam kondisi optimal bisa menghasilkan 15-20 ton/ha, sedangkan menggunakan umbi hanya 12 ton per hektar> Tak heran jika sebagian besar petani bawang merah di Brebes saat ini mulai beralih menggunakan benih unggul.

Salah satu benih unggul bawang merah yang banyak dipergunakan petani di Brebes adalah "Tuk-Tuk" produksi PT East West Seed Indonesia (Ewindo), namun untuk menanamnya harus memiliki teknik khusus agar bawang merah yang dihasilkan tidak terlalu besar, jelas Yus.

Menurut dia masyarakat Indonesia lebih suka bawang merah yang tidak terlalu besar, untuk itu ada beberapa teknik untuk mensiasatinya seperti waktu tanam bukan saat musim hujan, serta jarak tanamnya dibuat lebih pendek.

Melalui teknik bertanam yang demikian membuat benih bawang merah "Tuk-Tuk" lebih hemat dalam penggunaan pestisida serta produksi lebih banyak, jelas Yus.

Yus mengatakan saat ini Ewindo kembali meluncurkan benih unggul baru bawang merah dengan produksi sudah disesuaikan dengan pasar Indonesia hanya volumenya masih belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan petani.

Yus mengatakan awal bertani bawang merah sepertihalnya petani di Brebes lainnya masih menggunakan umbi, namun pada tahun 2007 barulah diperkenalkan bercocok tanam menggunakan benih unggul.

Namun jelas Yus sepertihalnya daerah produsen bawang merah di Indonesia lainnya, juga mengalami persoalan terkait dengan fluktuasi harga ditingkat petani yang terkadang sangat rendah sehingga merugikan petani.

"Kalau harga ditingkat petani di atas Rp20.000 per kilogram maka petani diuntungkan, tetapi kalau sudah mencapai Rp10.000 per kilogram atau bahkan di bawahnya maka petani akan menderita kerugia," kata Yus.

Yus mengatakan persoalan tersebut juga disampaikan kepada Presiden Jusuf Kalla saat berkunjung ke booth bawang merah Brebes. Dia berharap pemerintah dapat mengatur tata niaga bawang merah agar petani masih dapat untung, tetapi harga di pasar juga tidak terlalu tinggi.

Yus juga menyampaikan kepada Wakil Presiden agar pemerintah dapat membatasi impor bawang merah, karena pada prinsipnya setiap 1 ton impor bawang merah akan mengurangi 80 HOK (Hari Orang Kerja) usaha budidaya bawang merah di Indonesia.

Dia juga berharap adanya informasi mengenai cuaca yang lebih akurat, pengalaman dirinya pada tahun 2010 pihaknya pernah mengalami rugi besar karena ternyata hujan terjadi berkepanjangan padahal lahan yang ditanamnya mencapai 5 hektar.

"Akibat kerugian di tahun 2010 membuat saya lebih berhati-hati dalam bercocok tanam bawang, luasan yang ditanam pun hanya 0,5 sampai 1 hektar saja sampai sekarang," ujar Yus.

Yus mengatakan agar panen tidak berbarengan serta menghindari musim-musim penyakit tanaman kini petani di Brebes tidak hanya bertanam bawang merah saja, tetapi diselingi dengan bertanam jagung manis dan melon.

Sementara itu Managing Director Ewindo, Glenn Pardede mengatakan sebagai perusahaan produsen benih hybrida sayuran di Indonesia, Ewindo selalu terpanggil untuk mendorong produktivitas dan menciptakan pertanian efektif bagi petani dengan mengenalkan teknik baru budidaya bawang merah melalui benih.

Ewindo berharap dengan dikenalnya teknik baru ini akan membuat kesejahteraan petani lebih meningkat, kata  Glenn.

Glenn menjelaskan bukan hanya mengenalkan budidaya bawang merah melalui benih, Ewindo juga telah memberikan pelatihan persemaian bawang kepada petani. Pelatihan ini diikuti oleh ratusan petani bawang di seluruh Indonesia.

Diharapkan dengan adanya pelatihan ini petani tidak hanya mendapatkan informasi tetapi juga memahami dan merasakan sendiri keuntungan menggunakan teknik baru ini. 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016