Serang (Antara News) - Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan  berupaya mengoptimalkan pengembangan potensi perkebunan kakao  di empat kabupaten/kota di provinsi itu.

Kepala Dishutbun Provinsi Banten, Maesyaroh Mawardi di Serang, Selasa mengatakan luas perkebunan di Provinsi Banten  165,04 ribu hektare yang terdiri atas Perkebunan Rakyat (PR) seluas 143,123,30 hektare, Perkebunan Negara (PTPN) seluas 9.657,71 hektare dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) seluas 12.259,17 hektare.

Adapun luas perkebunan kakao 8.162,31 hektare tersebar di empat kabupaten/kota yaitu Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang dan Kota Serang.

Sebagian besar perkebunan kakao dikelola oleh rakyat seluas 7.139,31 hektare atau 87,47 persen dan 12,53 persen atau seluas 1.023 hektare dikelola oleh perkebunan besar swasta yang ada di Kabupaten Lebak.

"Produktivitas lahan sebesar 728,06 kilogram per hektare, masih di bawah rata-rata produktivitas nasional sebesar 1.350 kilogram per hektare." kata Maesyaroh.

Ia mengatakan, Pemprov Banten telah mengembangkan potensi perkebunan kakao sejak tahun 2011. Namun demikian, masih ada sejumlah permasalahan sehingga produksi kakao di Provinsi Banten tidak optimal.

Beberapa kendala diantaranya kakao masih dianggap perkebunan sampingan. Selain itu, para petani kakao belum optimal dalam pemanfaatan teknologi tumbuhan kakao yang dianjurkan seperti pemupukan, mengatasi penyakit tumbuhan, dan masalah permodalan.

Optimalisasi perkebunan  kakao juga disampaikan Kadishutbun Banten Maesyaroh pada pembinaan lembaga masyarakat desa Hutan (LMDH), Pelaku Usaha Kakao dan peningkatan peran wanita menuju keluarga sehat dan sejahtera (P2WKS) di Anyer, Kabupaten Serang.

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Banten Dewi Indriati Rano, Direktur Pengembangan Perkebunan Kementerian Pertanian RI Dudi Gunadi, Asda III setda Provinsi Banten Eneng Nurcahyati, dan para petani kakao di daerah setempat.

Maesyaroh mengatakan, pasar kakao terbuka luas karena kakao mudah diolah untuk menjadi makanan dan minuman yang disukai masyarakat untuk semua kalangan.

Dalam rangka pengembangan kakao secara ekonomis, kata dia, Dishutbun Provinsi Banten memiliki program Pembangunan Kawasan Perkebunan Berbasis Komoditas di wilayah potensial.

Pembangunan Kawasan Perkebunan Berbasis Komoditas bertujuan untuk memadukan serangkaian program dan kegiatan perkebunan untuk menjadi suatu kesatuan yang utuh baik dalam perspektif sistem maupun kewilayahan.

"Program ini dapat mendorong peningkatan daya saing komoditas, wilayah serta pada akhirnya kesejahteraan petani akan meningkat dan berkembangnya ekonomi wilayah,"katanya.

Direktur Pengembangan Perkebunan Kementerian Pertanian RI Dudi Gunadi mengatakan, jika melihat potensi agroekosistem dan tanah yang cukup baik, Banten sangat memungkinkan dikembangkan komoditas kakao yang lebih luas.

Selain itu, Banten juga memiliki peluang dalam mengembangkan jasa perkebunan, yakni produk-produk hilir perkebunan.

"Banten dekat dengan Jakarta, Banten punya bandara dan dekat dengan pelabuhan Tanjung Priuk. Ini tentunya potensi yang bagus jika terus dikembangkan,"katanya. 

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016