Masjid Al Aqsha De Latinos di kawasan BSD (Bumi Serpong Damai) pada Idul Adha 1444 Hijriah kali ini melaksanakan pemotongan hewan kurban sebanyak 61 sapi dan 72 domba/kambing senilai Rp1,7 miliar.
Angka kurban ini dari sisi nilai lebih tinggi dibandingkan Idul Adha 2022 yang ketika itu memotong 67 sapi dan 60 domba/kambing senilai Rp 1,65 miliar.
“Alhamdulillah semangat berbagi warga masih tinggi,” kata Abu Ihsan alias Edy Sugondo, Ketua DKM Al Aqsha De Latinos dalam keterangan tertulis, Kamis.
Baca juga: AEON Mall BSD City rayakan HUT ke-8 dengan tema Jepang
Pemotongan dan distribusi sapi dan kambing sebanyak itu selesai dalam waktu sehari. Selain jamaah, masjid juga meminta bantuan para jagal dan pemotong hewan untuk membantu memotong daging yang siap dibagikan.
"Kalau jamaah sendiri yang melakukan, tak akan selesai sehari," kata Abu Ihsan.
"Kami berterimakasih kepada jamaah yang sudah mempercayakan hewan kurban kepada kami," ungkap Abu Ihsan, ketua DKM Al Aqsha.
Abu Ihsan kemudian menyebutkan jika semangat jamaah masjid di lingkungan kompleks De Latinos ini sangat baik, terbukti dari capaian hewan qurban yang dipercayakan kepada masjid.
Bahkan ada sapi limosin yang berbobot 935 kg, hampir satu ton.
Bahkan kurban kali ini ada non muslim yang ngotot ikut serta, cerita Abu Ihsan, maka kemudian diterangkanlah soal syarat dan aturan kurban itu.
"Akhirnya mereka lega juga, karena kami terima dan dicacat sebagai hadiah. Ini semua mencerminkan harmonisnya kehidupan di Lingkungan De Latinos," katanya.
Semua hewan qurban yang diserahkan kepada masjid akan dipotong oleh panitia.
"Tidak ada hewan yang keluar dalam keadaan hidup, semua kita potong disini, karena ini amanah," kata Abu Ihsan.
Selanjutnya, kata dia, muqorib (pengkurban) akan dihubungi panitia untuk mendapatkan tautan guna melihat hewan kurban dipotong secara daring. Namun mereka juga boleh datang untuk menyaksikan langsung, malah dianjurkan untuk memotong sendiri.
"H-1 kami memberikan pembekalan bagaimana memotong hewan kurban yang baik dan sesuai sunah, ini bisa diikuti oleh jamaah maupun yang ingin menjadi jagal," tambahnya.
Daging qurban selanjutnya akan dibagikan kepada masyarakat di ring satu yang meliputi mereka yang membantu kehidupan sosial di kompleks de Latinos berjalan, seperti keamanan, sopir, penyapu jalan, bahkan ojek langganan pun tak luput dari sasaran.
Daging juga dibagikan di tiga kelurahan sekitar masjid, lalu dibagikan pula kepada pesantren, rumah yatim piatu dan mushola kecil yang meminta dengan proposal.
“Mereka yang meminta akan kami berikan hewan yang sudah terpotong, dan mereka harus menjemputnya.”
Masjid dua shalat
Selain jumlah hewan kurban yang banyak, yang menarik dari masjid Al Aqsha De Latinos ini juga adalah selalu melakukan dua kali shalat Id jika ada perbedaan hari. Sehingga selalu dituju jamaah yang dilingkungannya hanya memilih salah satu saja.
"Mengapa kita menyelenggrakan dua kali shalat? Karena itulah fungsi masjid, memfasilitasi jamaahnya. Di komplek ini ada yang beda, katakanlah NU dan Muhammadiyah. Tapi keduanya bisa bersatu di masjid dalam keseharian. Ini penting bagi kami," ungkap Yayan Mulyana, sekjen DKM AL Aqsha. Dan benar, meskipun secara umum di komplek de Latinos jumlah muslim hanya tercatat 37 persen, namun mereka amat kompak.
"Kami pasti menggelar dua kali sholat jika ada perbedaan saat hari raya, dan itu kita umumkan secara terbuka," ungkapya.
Langkah ini, kata Yayan, membuat jamaah nyaman ke masjid. Dan karena kabar dua kali shalat ini sudah sampai kemana-mana, maka banyak juga orang luar kompleks yang datang.
"Kami sungguh minta maaf, jika ada yang terganggu banyaknya jamaah datang dan menyebabkan macet di lingkungan kompleks. Kami akan terus melakukan evaluasi dan memperbaikinya," tambah Yayan.
Dia berharap langkah memberi fasilitasi shalat dengan perbedaan itu makin mengeratkan ke-Indonesian kita, tidak makin menjauhkan antara satu dan yang lain.
"Memang mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin itu tidak mudah, namun paling tidak, kami sudah ada di jalur yang benar, bismillah," kata Yayan dengan optimis.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Angka kurban ini dari sisi nilai lebih tinggi dibandingkan Idul Adha 2022 yang ketika itu memotong 67 sapi dan 60 domba/kambing senilai Rp 1,65 miliar.
“Alhamdulillah semangat berbagi warga masih tinggi,” kata Abu Ihsan alias Edy Sugondo, Ketua DKM Al Aqsha De Latinos dalam keterangan tertulis, Kamis.
Baca juga: AEON Mall BSD City rayakan HUT ke-8 dengan tema Jepang
Pemotongan dan distribusi sapi dan kambing sebanyak itu selesai dalam waktu sehari. Selain jamaah, masjid juga meminta bantuan para jagal dan pemotong hewan untuk membantu memotong daging yang siap dibagikan.
"Kalau jamaah sendiri yang melakukan, tak akan selesai sehari," kata Abu Ihsan.
"Kami berterimakasih kepada jamaah yang sudah mempercayakan hewan kurban kepada kami," ungkap Abu Ihsan, ketua DKM Al Aqsha.
Abu Ihsan kemudian menyebutkan jika semangat jamaah masjid di lingkungan kompleks De Latinos ini sangat baik, terbukti dari capaian hewan qurban yang dipercayakan kepada masjid.
Bahkan ada sapi limosin yang berbobot 935 kg, hampir satu ton.
Bahkan kurban kali ini ada non muslim yang ngotot ikut serta, cerita Abu Ihsan, maka kemudian diterangkanlah soal syarat dan aturan kurban itu.
"Akhirnya mereka lega juga, karena kami terima dan dicacat sebagai hadiah. Ini semua mencerminkan harmonisnya kehidupan di Lingkungan De Latinos," katanya.
Semua hewan qurban yang diserahkan kepada masjid akan dipotong oleh panitia.
"Tidak ada hewan yang keluar dalam keadaan hidup, semua kita potong disini, karena ini amanah," kata Abu Ihsan.
Selanjutnya, kata dia, muqorib (pengkurban) akan dihubungi panitia untuk mendapatkan tautan guna melihat hewan kurban dipotong secara daring. Namun mereka juga boleh datang untuk menyaksikan langsung, malah dianjurkan untuk memotong sendiri.
"H-1 kami memberikan pembekalan bagaimana memotong hewan kurban yang baik dan sesuai sunah, ini bisa diikuti oleh jamaah maupun yang ingin menjadi jagal," tambahnya.
Daging qurban selanjutnya akan dibagikan kepada masyarakat di ring satu yang meliputi mereka yang membantu kehidupan sosial di kompleks de Latinos berjalan, seperti keamanan, sopir, penyapu jalan, bahkan ojek langganan pun tak luput dari sasaran.
Daging juga dibagikan di tiga kelurahan sekitar masjid, lalu dibagikan pula kepada pesantren, rumah yatim piatu dan mushola kecil yang meminta dengan proposal.
“Mereka yang meminta akan kami berikan hewan yang sudah terpotong, dan mereka harus menjemputnya.”
Masjid dua shalat
Selain jumlah hewan kurban yang banyak, yang menarik dari masjid Al Aqsha De Latinos ini juga adalah selalu melakukan dua kali shalat Id jika ada perbedaan hari. Sehingga selalu dituju jamaah yang dilingkungannya hanya memilih salah satu saja.
"Mengapa kita menyelenggrakan dua kali shalat? Karena itulah fungsi masjid, memfasilitasi jamaahnya. Di komplek ini ada yang beda, katakanlah NU dan Muhammadiyah. Tapi keduanya bisa bersatu di masjid dalam keseharian. Ini penting bagi kami," ungkap Yayan Mulyana, sekjen DKM AL Aqsha. Dan benar, meskipun secara umum di komplek de Latinos jumlah muslim hanya tercatat 37 persen, namun mereka amat kompak.
"Kami pasti menggelar dua kali sholat jika ada perbedaan saat hari raya, dan itu kita umumkan secara terbuka," ungkapya.
Langkah ini, kata Yayan, membuat jamaah nyaman ke masjid. Dan karena kabar dua kali shalat ini sudah sampai kemana-mana, maka banyak juga orang luar kompleks yang datang.
"Kami sungguh minta maaf, jika ada yang terganggu banyaknya jamaah datang dan menyebabkan macet di lingkungan kompleks. Kami akan terus melakukan evaluasi dan memperbaikinya," tambah Yayan.
Dia berharap langkah memberi fasilitasi shalat dengan perbedaan itu makin mengeratkan ke-Indonesian kita, tidak makin menjauhkan antara satu dan yang lain.
"Memang mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin itu tidak mudah, namun paling tidak, kami sudah ada di jalur yang benar, bismillah," kata Yayan dengan optimis.
Editor : Ridwan Chaidir
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023