Serang (Antara News) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kanwil Kemenkum Ham) Banten mengintensifkan razia narkoba di Lembaga Pemasyarakatan (LP) yang ada di Banten.

"Biasanya razia rutin itu sebulan sekali. Sekarang lebih intensif untuk mewaspadai narkoba di LP, razia bisa se bulan tiga sampai empat kali," kata Kepala Kanwil Kemenkum Ham Banten Susi Susilawati usai deklarasi anti narkoba di alun-alun Barat Kota Serang, Kamis.

Ia mengatakan, untuk menghilangkan penyalahgunaan atau peredaran narkoba di rutan atau lembaga pemasyarakatan di Banten, pihaknya secara terus menerus setiap bulan tiga sampai empat kali melakukan razia.

"Kami juga akan menindak tegas pegawai atau oknum penjaga yang membantu masuknya narkoba ke Lapas, karena disinyalir ada pihak yang membantu masuknya narkoba ke Lapas," kata Susi usai deklarasi anti narkoba yang diikuti para pelajar, mahasiswa, pemuda serta unsur pimpinan daerah di Banten.

Susi mengatakan, akan menindak tegas jajarannya yang terlibat dalam masuknya narkoba ke lapas. Bahkan tindakan atau sanksi yang diberikan tersebut bisa langsung dipecat.

Selain melakukan razia, kata Susi, pihaknya juga secara rutin melakukan tes urine terhadap warga binaan. Kanwil Kemenkum Ham juga bekerja sama dengan Kepolisian dalam melakukan razia narkoba tersebut, karena harus menggunakan alat.

"Selain narkoba, kami juga melakukan razia telepon selular," kata Susi.

Ia mengatakan, dari sejumlah temuan kasus narkoba di Rutan atau di LP, masuknya narkoba ke Lapas tersebut salah satunya dibawa lewat makanan yang dibawa pengunjung ke Lapas.

Pihaknya juga mengakui masih kekurangan personel penjaga LP di beberapa lembaga pemasyarakatan di Banten, sehingga jumlah napi dengan petugas sangat tidak seimbang.

"Sebagai contoh di Lapas Pemuda Tangerang, jumlah warga binaan ada sekitar dua ribu orang, sementara petugas jaga hanya 10 orang. Jadi kami juga kekurangan petugas penjagaan," katanya.

Karena keterbatasan SDM tersebut, maka pihaknya mengintensifkan pengawasan terutama di jajaran depan atau di penjagaan paling depan.

"Kami juga sudah berkali-kali mengusulkan alat deteksi narkoba itu. Tapi sampai saat ini tidak terpenuhi, sehingga pemeriksaan dilakukan secara manual," kata Susi.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016