Perajin kerai di Kampung Cihiyang, Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Sabtu (20/5) sore tampak sibuk tengah menyelesaikan pekerjaanya.
 
Produksi kerai di kampung itu banyak permintaan, sehingga perajin harus segera menyelesaikan pekerjaannya untuk memenuhi pesanan.

Baca juga: Pemkab Lebak sebut KTT ASEAN berdampak pada kemajuan sektor pariwisata
 
Kebanyakan permintaan kerai dari pedagang pengecer di wilayah Serang, Kota Cilegon,Tangerang dan Bogor.
 
Produksi kerai pelapah kelapa sawit digunakan untuk melindungi terik Matahari maupun cipratan air hujan dan biasanya dipasang di teras rumah.
 
Usaha kerajinan kerai di Kampung Cihiyang, Desa Rangkasbitung, itu dirintis tahun 2010 dan sampai kini berkembang pesat menjadi mata pencaharian masyarakat setempat.
 
Sebelum 2010, pendapatan ekonomi masyarakat rata-rata di bawah Rp20 ribu per hari, sehingga wajar kehidupan mereka terlilit dengan kemiskinan.
 
Bahkan, anak-anak mereka yang melanjutkan pendidikan ke SMP dan SMA/SMK bisa dihitung jari tangan.
 
Padahal, lembaga-lembaga pendidikan, baik berstatus negeri maupun swasta, cukup banyak yang hanya berjarak satu kilometer dari kampung itu.

Selain itu, bangunan rumah di kampung itu, dulunya kebanyakan terbuat dari kayu dan bilik bambu.
 
Pekerjaan warga Kampung Cihiyang itu sebagian besar buruh serabutan untuk pertanian, buruh perkebunan, buruh bangunan dan ojek motor.
 
Setelah warga menekuni kerajinan kerai, kehidupan mereka kini berubah dan terbebas dari status kemiskinan ekstrem.
 
Sesuai data desa, penduduk Kampung Cihiyang sebanyak 130 kepala keluarga dan sekitar 80 persen adalah perajin kerai.
 
Anak-anak mereka kini melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang SMP dan SMA/SMK, rumah-rumah warga pada umumnya sudah tampak semi permanen.
 
Hadirnya kerajinan kerai di kampung itu menyumbang peningkatan pendapatan masyarakat setempat, yakni antara Rp5 juta hingga Rp10 juta/bulan.
 
Eman (55), warga Kampung Cihiyang, adalah salah seorang yang merasakan manfaat dari usaha kerajinan kerai sawit itu.
 
Selama 13 tahun menggeluti usaha kerai sawit ia mampu membangun rumah dan menyekolahkan anak serta memenuhi kebutuhan pangan keluarga secara aman.
 
Eman mendapat penghasilan dari kerajinan kerai itu rata-rata Rp6 juta/bulan.
 
Sebelumnya, dia hanya bekerja sebagai pekerja buruh tani dan jika tidak ada yang menyuruh pekerjaan, maka ia tidak memenuhi kebutuhan keluarga.
 
"Kami merasa bersyukur dengan adanya kerajinan kerai sawit ini karena bisa memperbaiki pendapatan ekonomi keluarga," kata Eman, dalam perbincangan dengan ANTARA.
 
Masyarakat kampung itu bersemangat menekuni usaha kerajinan kerai karena tidak memerlukan modal. Bahan bakunya merupakan limbah pelapah kelapa sawit milik Perkebunan Nusantara III Cisalak Rangkasbitung yang selama ini melimpah. Masyarakat setiap hari dapat mengambil limbah pelapah sawit dari perkebunan itu untuk diolah menjadi kerajinan kerai.
 
Satu keluarga bisa memproduksi kerai rata-rata tujuh lembar per hari dan dijual ke penampung Rp30.000 setiap lembar. Dengan begitu, seorang kepala keluarga menghasilkan uang Rp210.000 perhari atau Rp6.300.000 setiap bulan. Pengakuan yang sama juga diungkapkan oleh Anda (50), perajin lain di kampung itu.
 
Dengan mendapatkan nilai ekonomi yang menggiurkan, maka bukan hanya kalangan orang tua yang menekuni usaha kerajinan kerai, hampir semua anak muda dan ibu-ibu juga ikut memproduksi kerai.
 
Toto (50), penampung kerajinan kerai, pada pekan ini mampu memasarkan 30.000 lembar kerai ke wilayah Tangerang dan Bogor. Sementara untuk selanjutnya, dia mendapatkan pesanan 20.000 lembar kerai untuk dikirim ke Serang dan Cilegon. Pengiriman produksi kerai itu lancar karena sudah memiliki pelanggan tetap, yakni pedagang pengecer.
 
Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Abdul Waseh mengakui bahwa pelaku usaha kerajinan kerai mampu mendongkrak ekonomi warga, sehingga dapat membantu mengentaskan kemiskinan ekstrem di daerah itu.
 
Karena itu, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak terus melakukan pembinaan kepada para pelaku usaha kerajinan kerai sawit, baik berupa pelatihan keterampilan maupun manajemen usaha.

Usaha kerajinan kerai masih memiliki peluang cerah di masa depan karena didukung oleh potensi bahan baku di sekitar perkebunan kelapa sawit.
 
Masyarakat yang tinggal di kampung-kampung sekitar perkebunan kelapa sawit tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Cimarga, Kalanganyar, Leuwidamar, dan Cileles.
 
Saat ini, perajin kerai sawit yang tergabung paguyuban tercatat 450 orang dan tersebar di Desa Rangkasbitung Timur dan Pasir Tanjung, Kabupaten Lebak.
 
Dari usaha itu, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak mencatat perputaran uang di Desa Rangkasbitung mencapai ratusan juta rupiah per bulan, dengan produksi rata-rata 200-300 lembar kerai per anggota.

Usaha kerajinan kerai dan didukung oleh program dari Dinas Koperasi dan UMK Lebak ini sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Lebak untuk segera menuntaskan kemiskinan ekstrem di wilayah itu.

Sebagaimana disampaikan Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah Kabupaten Lebak Yosep Muhammad Holis, pihaknya mempercepat penuntasan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen Tahun 2024 atau tidak ada lagi ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar, yaitu makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan, dan akses informasi terhadap pendapatan dan layanan sosial sesuai dengan target yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.

Sebagai upaya percepatan, penanganan masalah kemiskinan ekstrem memang harus dilakukan secara sinergi antara berbagai lembaga di pemerintahan, termasuk elemen masyarakat, sehingga antara dinas satu dengan dinas lainnya harus selalu menjalankan program dengan mengedepankan koordinasi atau kerja sama.

Pilihan usaha kerajinan kerai yang ditekuni oleh masyarakat Kampung Cihiyang, Desa Rangkasbitung,  tidak harus latah dilakukan oleh warga kampung atau desa lainnya. Masyarakat kampung atau desa lain bisa mengadopsi apa yang dilakukan warga perajin kerai itu dalam hal jelinya melihat peluang yang ada di sekitar wilayahnya. 



 

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023