Nelayan tradisional di pesisir selatan Lebak, Banten, atau Samudera Hindia kembali melaut menyusul cuaca dan gelombang di wilayah itu yang relatif normal dibandingkan sebelumnya yang mencapai empat meter.
 
"Kami berharap tangkapan nelayan melimpah dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir," kata Ketua Koperasi Nelayan Bina Muara Sejahtera Binuangeun, Kabupaten Lebak, Wading dalam keterangannya di Lebak, Jumat.

Baca juga: KPU Lebak imbau parpol daftarkan bacaleg
 
Selama ini, aktivitas nelayan tradisional di 11 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kabupaten Lebak yang lokasinya berada di pesisir selatan Banten atau Samudera Hindia menggeliat setelah satu pekan terakhir cuaca di wilayah itu normal.
 
Nelayan tradisional yang menggunakan alat tangkap jaring dan perahu kincang dengan mesin motor tempel berangkat melaut pukul 4.00 WIB.
 
Para nelayan tradisional itu kembali ke TPI setempat untuk transaksi pelelangan hasil tangkapan pukul 10.00 WIB sampai pukul 11.30 WIB.
 
Bahkan, transaksi pelelangan di TPI Tanjung Panto, Kamis (11/5) ramai dan kebanyakan tangkapan ikan cakalang,tongkol dan kembung.
 
Harga ikan cakalang dan kembung bisa mencapai Rp30-45 ribu/kilogram dan dipasok keluar daerah menyusul tingginya permintaan.
 
"Kami berharap sekitar 1.500 anggota dapat meningkatkan tangkapan sehingga bisa menyisakan uang untuk menyimpan di koperasi," katanya.
 
Iming (55), seorang nelayan TPI Bayah Kabupaten Lebak mengaku bahwa sejak sepekan terakhir itu nelayan sudah kembali melaut setelah satu pekan cuaca dan gelombang relatif normal.
 
Mereka sudah lima hari terakhir melaut dengan tangkapan lumayan hingga menghasilkan 300 kuintal dan jika diakumulasikan dari transaksi pelelangan (raman) bisa membawa uang sekitar Rp1,5 juta/hari.
 
Pendapatan sebesar itu setelah dipotong bahan bakar, sewa perahu juga rokok dan makan bisa membawa uang ke rumah Rp300 ribu/hari.
 
"Kami senang setelah cuaca perairan selatan Banten normal dan bisa melaut, karena nelayan di sini sudah tiga bulan tidak melaut akibat cuaca buruk itu," kata Iming.
 
Begitu pula nelayan TPI BayahbKabupaten Lebak Ujang (60) mengatakan dirinya sudah beberapa hari melaut dengan menggunakan perahu kincang serta dilengkapi alat tangkap rawe atau pancing.
 
Nelayan lega setelah cuaca normal bisa kembali melaut, bahkan pagi tadi membawa uang Rp300 ribu bersih setelah dipotong retribusi dan bahan bakar minyak.
 
Tangkapan ikan saat ini melimpah karena dipastikan sudah tiba musim selatan.
 
Biasanya, ujar dia, musim selatan itu ikan-ikan dari Afrika berimigrasi untuk berkembangbiak di perairan Samudera Hindia.
 
"Kami sudah empat hari melaut bisa membawa uang bersih Rp300-450 ribu per hari," katanya.
 
Kepala PPI Binuangeun Kabupaten Lebak, Ahmad Hadi menyebutkan saat ini suhu air laut di perairan selatan Banten  cukup hangat sehingga tumbuh plankton - plankton sehingga ikan berkumpul dengan makan plankton itu.
 
Selain itu perairan selatan Banten  mulai Pantai Binuangeun sampai Bayah dan Sawarna normal dengan ketinggian gelombang dua meter.
 
Saat ini, jumlah nelayan di Lebak tercatat 3.600 jiwa dan sebagian besar nelayan tradisional kembali melaut setelah cuaca normal.
 
Sebelumnya, ujar dia, nelayan pesisir pantai Kabupaten Lebak menganggur akibat gelombang tinggi disertai tiupan angin kencang dan hujan deras.
 
"Kami berharap nelayan bisa kembali melaut dan menghasilkan ekonomi masyarakat pesisir," kata Ahmad.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023