Serang (Antara News) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten siap memanfaatkan energi nuklir untuk pertanian dalam rangka mendukung upaya khusus (upsus) swasembada beras di Banten.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Banten Agus M Tauchid di Serang, Kamis, mengatakan pihaknya masih menunggu hasil MoU antara Pemprov Banten dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), dalam rangka pemanfaatan hasil pengembangan energi nuklir untuk bidang pertanian khususnya padi.

"Secara teknis, pihaknya siap menindaklanjuti hasil dari kerjasama tersebut dalam upaya mendorong target Banten dalam uapay khusus swasembada padi sampai 2017," katanya.

Menurut dia, memang perlu melakukan terobosan karena Banten diberi target peningkatan produksi padi sebesar satu juta ton dari produksi reguler sampai 2017 nanti. Pemprov Banten siap menindaklanjuti pemanfaatan hasil penelitian dan kajian dari Batan dan BPPT untuk peningkatan produksi padi di Banten.

Menurutnya, sejak beberapa tahun lalu sudah banyak bibit unggul padi dari hasil pengembangan teknologi nuklir yang dikembangkan Batan maupun BPPT. Akan tetapi dari sisi diseminasi atau penyebarluasan hasil pengembangan tersebut kurang menyentuh masyarakat petani, karena kurangnya sosialiasi dan ada 'mata rantai' yang terputusa sehingga belum efektif dimanfaatkan petani.

"Dulu ada namanya bibit padi dari hasil pengembangan Batan seperti Sintanur ada juga Sijenuk. Nah untuk di Banten ini yang masih dikembangkan di daerah Lebak dan Pandeglang adalah bibit padi Sijenuk atau istilah masyarakat sini 'Si Denok'." kata Agus.

Ia berharap dari hasil pengembangan teknologi tersebut yang menghasilkan bibit ungggul, diperlukan diseminasi dan sosialisasi secara berjenjang mulai dari Balai Pengembangan Teknologi Pertanian (BPTP), Dinas Pertanian, Balai Benih Induk Tanaman Pangan, Penyuluh Pertanian sampai akhirnya bisa dimanfaatkakn oleh para petani.

"Kami lihat ini belum dioptimalkan. Makanya perlu sosialisasi secara masif supaya sampai dan dirasakan manfaatnya oleh petani,"kata Agus.

Sebab, kata Agus, berdasarkan pengalaman ada bebrapa kelebihan jenis padi dari hasil pengembangan teknologi nuklir tersebut untuk tanaman padi, diantaranya dari rasa, bentuk serta ketahanan terhadap hama yang biasa dominan menyerang tanaman.

Menurutnya, Banten diberikan tugas untuk menambah produksi padi sekitar satu juta ton hingga 2017, dari 2.048.052 ton pada 2014 menjadi  3.048.052 ton pada 2017 mendatang. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya terobosan serta peningkatan sarana prasarana seperti alat mesin pertanian, teknologi serta sumber daya manusia yang kuat.

"Selain untuk padi, pemanfaatan rekayasa energi nuklir juga bisa untuk jenis tanaman lainnya seperti jagung, kedelai dan juga kehutanan,"katanya.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten akan melanjutkan kerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi nuklir bagi kesejahtraan masyarakat, seperti dalam bidang pertanian dan ketahanan pangan.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Banten Ajak Moeslim mengatakan,  kerja sama antara Pemprov Banten dengan Batan sudah dilakukan sejak 2006 lalu dan berakhir pada 2013.

Selanjutnya, kata dia, Pemprov Banten akan kembali melajutkan MoU dengan Batan dalam pemanfaatan hasil kajian dan rekayasa teknologi terutama pemanfaatan teknologi nuklir untuk berbagai bidang pembangunan.

"Saat ini Biro Hukum Pemprov sedang menyiapkan draft MoU yang akan dilakukan dengan Batan. Mudah-mudahan pada Februari nanti sudah MoU kembali,"kata Ajak Moeslim.

Diantara kerja sama yang akan dibangun antara Pemprov Banten dengan Batan tersebut, kata Ajak, dalam bidang pemanfaatan energi nuklir untuk pengembangan benih padi bibit unggul, peternakan dan perikanan. 

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016