Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD yakni Dokter Jimmy Tandradynata mengatakan penggunaan insulin bagi penyandang diabetes sebaiknya tetap dilakukan setiap hari sesuai dengan rekomendasi dokter.

Ia mengatakan ada beberapa jenis insulin dari yang berjangka pendek hingga panjang, sehingga sebelum menentukan penggunaan insulin saat berpuasa konsultasikan dulu dengan dokter jenis insulin yang digunakan.

"Selain itu frekuensi penggunaan dan dosis insulin memerlukan penyesuaian selama puasa, dan mungkin akan berbeda dengan sebelum berpuasa. Diskusikan dengan dokter mengenai hal ini supaya ibadah puasa dapat dijalankan dengan lancar dan sehat," ujarnya di Tangerang, Selasa.

Kemudian, penderita diabetes pun harus melakukan monitoring kadar gula dalam darah pada saat berpuasa. Karena tidak makan dan minum selama seharian, mungkin akan mempengaruhi kadar gula dalam darah, seperti menyebabkan kadar gula melonjak tinggi atau hiperglikemia atau kadar gula darah terlalu rendah yakni hipoglikemia.

Untuk menghindari itu terjadi, lanjutnya, memonitor kadar gula darah penderita secara rutin setiap harinya, terutama awal-awal berpuasa. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan sebelum sahur, pagi hari, tengah hari, menjelang sore, sebelum berbuka puasa, dua jam setelah berbuka puasa, dan kapan saja jika mengalami gejala hipoglikemia misalnya, keringat dingin, lemas, menggigil, berdebar, gemetar.

"Apabila mengalami hipoglikemia, segera hentikan puasa untuk sementara, hingga kadar gula kembali normal kembali. Selain itu apabila saat pemeriksaan gula darah Anda rata-rata lebih dari 250 mg/dL, maka diskusikan kembali dengan dokter apakah puasa dapat dilanjutkan," katanya.

Lalu meski berpuasa, konsumsi obat mungkin tetap harus dilakukan. Namun harus dengan hasil diskusi dengan dokter sebab penggunaan obat selama puasa akan berbeda waktunya.

"Diabetesi masih dapat melakukan puasa dengan normal, namun sebaiknya itu dilakukan berdasarkan setelah konsultasi bersama dengan dokter," ujarnya.

Sementara itu beberapa kondisi diabetes yang memiliki risiko tinggi dapat menyebabkan tidak dianjurkan untuk berpuasa seperti penyandang Diabetes Tipe 1, penyandang Diabetes Tipe 2 yang harus menggunakan suntik insulin multipel, penyandang Diabetes Tipe 2 dengan gula darah yang belum terkendali, pasien dengan riwayat gula darah rendah (hipoglikemia) yang berat dalam tiga bulan terakhir.

Selain itu pasien dengan riwayat ketoasidosis diabetik dalam tiga bulan terakhir, pasien dengan riwayat gula darah rendah berulang, penyandang diabetes diikuti dengan kondisi kesehatan serius seperti penyakit ginjal yang berat atau komplikasi pembuluh darah, penyandang diabetes yang sedang sakit akut, penyandang diabetes yang sedang hamil, penyandang diabetes usia lanjut dengan banyak masalah kesehatan

"Namun jika anda memiliki diabetes tipe apapun itu, sebaiknya konsultasikan kondisi anda terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan anda dapat melaksanakan puasa dengan aman," katanya.

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023