Jakarta (Antara News) - National Center for Sustainability Reporting (NCSR) menyelenggarakan kegiatan penyerahan penghargaan (award) terhadap perusahaan-perusahaan yang dinilai memberikan pelaporan keberkelanjutan terbaik tahun 2015 (Sustainability Reporting Award/ SRA 2015) diikuti sebanyak 37 perusahaan nasional dan luar negeri.

"Kegiatan ini untuk mengevaluasi sejauh mana perusahaan telah berpartisipasi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/ SDGs)," kata Ketua NCSR Ali Darwin di Jakarta, Rabu.

Menurut Ali banyak isue strategis yang dapat diungkap dalam laporan tersebut sebagai contoh kebijakan perusahaan dalam mengatasi dampak lingkungan, meningkatkan profesionalisme karyawan, melaksanakan konservasi dan efisiensi energi, mitigasi emisi gas rumah kaca.

Pengumuman perusahaan terbaik penerima SRA 2015 dilaksanakan pada Selasa malam (15/12) di Hotel Mulia Jakarta Selatan serta PT Antam (Persero) Tbk berhasil menempati posisi juara umum. Penghargaan diserahkan langsung Ketua Team Juri Sarwono Kusumaatmadja.

"Anda semua ada pioner dalam praktek laporan keberlanjutan untuk itu saya menyampaikan apresiasi. Hal ini karena sistem pelaporan berkelanjutan belum menjadi laporan wajib di Indonesia tetapi masih bersifat sukarela," kata Menteri Lingkungan Hidup era 1993 - 1998 tersebut.

Sarwono mengatakan cepat atau lambat pelaporan keberkelanjutan akan menjadi kewajiban. Salah satu manfaat laporan ini adalah untuk memberi keyakinan kepada investor dan kreditor bahwa investasinya bebas dari risiko lingkungan dan risiko sosial.

Lebih jauh Ali mengatakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki kewenangan untuk mengatur laporan keberkelanjutan sehingga hampir semua bank juga telah membuat laporan keberkelanjutan, termasuk perusahaan publik juga telah membuat laporan berkelanjutan dipekirakan jumlahnya sekitar 15 persen.

Menurut Ali OJK perlu mengambil langkah strategis kapan laporan ini diwajibkan bagi perusahaan publik serta dimulai dari bidang usaha yang mana. Kita mungkin bisa mengambil acuan dari bursa saham di Singapura.

Ali mengatakan SRA 2015 dibagi dalam tujuh kategori yakni (1) pertambangan logam dan mineral (2) energi, gas, dan minyak bumi (3) manufaktur (4) infrastruktur (5) jasa keuangan (6) overseas (7) first time report. NCSR juga memberikan penghargaan atas pengungkapan isu-isu penting dan unik, seperti konversi dan efisiensi energi, pemakaian energi baru dan terbaruk, kepedulian sosial, dan tata kelola yang baik.

Menanggapi keerhasilan meraih penghargaan tertinggi, Direktur Antam, I Made Surata mengatakan ini menjadi hadiah tutup buku yang mengesankan bagi seluruh jajaran Antam. Kami menyampaikan terimakasih kepada teman-teman yang telah berkerja keras menerapkan praktek pelaporan keberkelanjutan.

SRA 2015 untuk juara 1, 2, dan 3 berturut-turut adalah kategori (1) Antam Kaltim Prima Coal, Indo Tambangraya Megah (2) PGN, Star Energy Kakap, Indonesia Power (3) Pupuk Indonesia, Bio Farma, Unilever (4) Wijaya Karya, United Tractor, Telkom Indonesia  (5) BNI, Danamon, BII (6) Maybank Malaysia, Bank Asia Bangladesh, dan Telekom Malaysia (7) PetroChina, Pupuk Kujang, Pertamina EP Cepu.

Ali mengatakan dalam standar penilaian PBB terdapat 17 kriteria pelaporan keberkelanjutan dalam suatu perusahaan, dalam penilaian yang dilakukan team juri terdapat sekitar 100 item penilaian untuk menetapkan perusahaan yang masuk dalam SRA 2015.

Ali mengatakan, pelaporan keberkelanjutan ini akan bermanfaat bagi perusahaan untuk pengembangan investasi maupun untuk mendapatkan fasilitas pendanaan, maupun untuk melakukan kemitraan. ***3***

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015