Serang (Antara News) - Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian (BKPPP) Provinsi Banten terus meningkatkan prilaku sikap dan ketrampilan (PSK) petugas penyuluh guna mendukung program swasembada pangan.

"Kami optimistis peningkatan pengetahuan PSK penyuluh berdampak terhadap produksi pangan juga dapat mendorong kesejahteraan petani," kata  Kabid Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan BKPPP Provinsi Banten Ateng Ahotman di Serang, Selasa.

Petugas penyuluh merupakan ujung tombak untuk mendukung program swasembada pangan, karena mereka langsung berhadapan dengan petani sebagai pelaku usaha pertanian.

Saat ini, Banten termasuk provinsi penyumbang beras terbesar di tingkat nasional sehingga penyuluh diminta bekerja lebih keras lagi agar dapat menggenjot produksi dan produktivitas pangan.

Sebab, kebijakan pemerintah menargetkan Indonesia berswasembada pangan untuk memenuhi ketersedian beras nasional.

Karena itu, penyuluh harus mampu memberikan peningkatan pengetahuan PSK kepada petani.

Kalau sebelumnya, petani hanya mengelola tanaman pangan secara konvensional, namun setelah dilakukan peningkatan pengetahuan PSK maka petani dapat menggunakan teknologi dan teknik budidaya bercocok tanam yang baik.

Perubahan sikap itu, kata dia, akan dapat mendorong swasembada pangan di Banten diantaranya penggunaan pupuk berimbang organik dan non organik, penggunaan varietas unggul, serta penggunaan pestisida secara bijak.

Selain itu juga mereka menerapkan jajar legowo guna mendongkrak produktivitas gabah.

Petani juga dapat mengikuti sekolah lapangan pertanian tanaman terpadu (SLPTT).

"Kami yakin melalui PSK penyuluh bisa mengubah sikap petani untuk penerapan teknologi pertanian," katanya.

Menurut dia, saat ini kompetensi dan kemampuan petugas penyuluh relatif baik karena diperkirakan produksi pangan di Provinsi Banten sampai Desember mendatang bisa terealisasi sebanyak 3,0 juta ton gabah kering pungut (GKP).

Dengan demikian, kata dia, hingga kini pasokan beras lokal melimpah di sejumlah pasar di Provinsi Banten, meskipun hampir delapan bulan dilanda musim kemarau.

Melimpahnya beras lokal tersebut tidak lepas peran petugas penyuluh untuk memberikan peningkatan PSK petani itu.

"Kami mendorong para penyuluh dapat mengoptimalkan pembinaan-pembinaan bagi kelompok tani sehingga produksi pangan menghasilkan dengan maksimal," katanya.

Ateng menyebutkan, selama ini tenaga PPL masih kekurangan tenaga PPL sebanyak 1.286 orang sehingga perlu adanya pengangkatan Aparat Sipil Negara (ASN).

Saat ini, jumlah tenaga PPL berstatus ASN tercatat 269 orang antara lain adalah pertanian sebanyak 192 orang, kehutanan 42 orang dan perikanan 35 orang.

Mereka tenaga PPL itu tidak sebanding dengan jumlah desa yang ada di Provinsi Banten sebanyak 1.555 desa/kelurahan, sehingga kekurangan tenaga penyuluh sebanyak 1.286 orang.

"Kami minta kekurangan tenaga penyuluh itu bisa direalisasikan guna mendukung program swasembada pangan," katanya.

Kepala Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Lebak, Ujang Bahrudin mangintruksikan seluruh tenaga penyuluh bekerja keras untuk meningkatkan produksi pangan.

Sebab peran penyuluh sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan petani, perikanan dan perkebunan untuk menunjang program ketahanan pangan nasional juga meningkatkan kesejahteraan.

Selama ini petani Kabupaten Lebak setiap memasuki musim panen, bisa memasok gabah ke luar daerah, seperti Pandeglang, Serang, Bogor, Jakarta, dan Lampung.

 "Kami terus mengoptimalkan pengetahuan petani agar bisa mencapai sentra lumbung pangan di Banten," katanya.

Ketua Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) Suka Bungah Desa Tambak Baya Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak Ruhyana mengatakan saat ini produksi pangan di wilayahnya meningkat setelah diberikan pengetahuan PSK oleh penyuluh.

Petani di sini kini rata-rata produktivitas gabah antara 7,0-8,0 ton gabah kering pungut (GKP)/hektar.

Selain itu juga petani jika panen tidak menjual gabah,tetapi dijual dalam bentuk beras.

"Kami memproduksi pangan setiap tahun bisa tiga kali musim panen karena adanya penyuluh yang mentransperkan ilmunya kepada petani," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015