Dinas Kesehatan Kota Tangerang Banten mengimbau masyarakat untuk mewaspadai ancaman penyakit leptospirosis saat musim hujan, yang ditularkan melalui air kencing tikus dan dapat berakibat kematian
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang,dr Dini Anggraeni di Tangerang, Selasa, mengungkapkan leptospirosis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira.
Penularan bisa terjadi bisa kontak dengan lingkungan, air, tanah becek, atau lumpur, yang mengandung bakteri leptospira sp, dimana bakteri masuk melalui luka atau lecet pada tubuh.
“Kencing tikus bisa mengalir bersama air yang diinjak dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir yang diinjak dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet hingga makanan. Dengan ini warga harus siaga untuk lingkungan yang bersih, karena tikus identik dengan lingkungan yang kotor,” katanya.
Untuk pencegahannya, lanjut dia, ada beberapa cara yang perlu diperhatikan diantaranya simpan makanan dan minuman ditempat yang aman dari jangkauan tikus, cuci tangan dan kaki dengan sabun setelah terpapar air banjir, tanah becek, atau lumpur.
Lalu menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan 3M Plus, memasang perangkap tikus dan tutup luka dengan perban anti air dan bersihkan luka secara rutin.
“Perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri leptospira berkembang biak. Namun demikian masyarakat tidak perlu khawatir karena bisa dihindari dengan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata dr Dini.
Sementara itu gejala leptospirosis yang perlu diperhatikan ialah demam 38,5 derajat, sakit kepala, nyeri otot, hingga kesulitan berjalan, kemerahan pada selaput putih mata, dan kekuningan pada mata dan kulit.
“Infeksi leptospirosis dapat diobati dengan antibiotik untuk membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat kondisi ini. Jika mengalami gejala leptospirosis dan memiliki riwayat terpapar air banjir, tanah becek, atau lumpur, dalam dua minggu sebelum sakit, maka segera ke puskesmas atau fasyanker terdekat,” katanya
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang,dr Dini Anggraeni di Tangerang, Selasa, mengungkapkan leptospirosis merupakan penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri leptospira.
Penularan bisa terjadi bisa kontak dengan lingkungan, air, tanah becek, atau lumpur, yang mengandung bakteri leptospira sp, dimana bakteri masuk melalui luka atau lecet pada tubuh.
“Kencing tikus bisa mengalir bersama air yang diinjak dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir yang diinjak dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet hingga makanan. Dengan ini warga harus siaga untuk lingkungan yang bersih, karena tikus identik dengan lingkungan yang kotor,” katanya.
Untuk pencegahannya, lanjut dia, ada beberapa cara yang perlu diperhatikan diantaranya simpan makanan dan minuman ditempat yang aman dari jangkauan tikus, cuci tangan dan kaki dengan sabun setelah terpapar air banjir, tanah becek, atau lumpur.
Lalu menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan 3M Plus, memasang perangkap tikus dan tutup luka dengan perban anti air dan bersihkan luka secara rutin.
“Perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri leptospira berkembang biak. Namun demikian masyarakat tidak perlu khawatir karena bisa dihindari dengan perilaku hidup bersih dan sehat,” kata dr Dini.
Sementara itu gejala leptospirosis yang perlu diperhatikan ialah demam 38,5 derajat, sakit kepala, nyeri otot, hingga kesulitan berjalan, kemerahan pada selaput putih mata, dan kekuningan pada mata dan kulit.
“Infeksi leptospirosis dapat diobati dengan antibiotik untuk membasmi bakteri dan mengembalikan fungsi tubuh yang terganggu akibat kondisi ini. Jika mengalami gejala leptospirosis dan memiliki riwayat terpapar air banjir, tanah becek, atau lumpur, dalam dua minggu sebelum sakit, maka segera ke puskesmas atau fasyanker terdekat,” katanya
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023