Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan bencana banjir dan longsor sehubungan memasuki puncak musim hujan pada awal Maret 2023.
 
"Kami sudah menyampaikan peringatan dini kewaspadaan banjir dan longsor ke seluruh kantor kecamatan dan desa/kelurahan guna mengurangi risiko kebencanaan," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lebak Agust Riza Faesal di Lebak, Kamis.

Baca juga: Petani Suku Badui panen raya padi huma
 
Peringatan kewaspadaan bencana alam itu agar tidak menimbulkan korban jiwa, karena wilayah Kabupaten Lebak merupakan daerah rawan bencana banjir dan longsor.
 
Masyarakat selalu siaga dan waspada dampak puncak musim hujan dengan intensitas ringan serta sedang.
 
Selama ini, kata dia, durasi curah hujan cukup lama dan berpeluang pagi, siang, sore, malam hingga dini hari.
 
Bahkan, curah hujan di Kabupaten Lebak sejak dini hari sampai siang ini pukul 13.20 WIB masih dilanda hujan.
 
Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat ini wilayah Banten memasuki puncak musim hujan.
 
Dengan demikian, masyarakat Kabupaten Lebak yang berada di aliran sungai, pegunungan, dan perbukitan dapat meningkatkan kewaspadaan bencana alam.
 
"Kami berharap warga agar selalu siaga dan waspada dampak puncak musim penghujan itu," kata Agust.
 
Menurut dia, potensi bencana alam di daerah ini sangat berpeluang menimbulkan banjir dan longsor, karena curah hujan cukup tinggi.
 
BPBD Lebak kini di Posko Siaga Utama sudah mempersiapkan stok logistik berupa kebutuhan pangan, makanan siap saji,minuman kemasan dan obat-obatan.
 
Selain itu juga mempersiapkan peralatan evakuasi mulai perahu karet, pakaian pelampung, tambang, senso, pompa penyedot air,kendaraan operasional,tenda pengungsian hingga kendaraan dapur.
 
Mereka para relawan tangguh yang ada di desa rawan bencana alam mengoptimalkan pemantauan curah hujan juga aliran sungai.
 
"Kami bergerak cepat jika menerima laporan bencana banjiri dan longsor untuk melakukan evakuasi dan bantuan logistik agar tidak menimbulkan korban jiwa," kata Agust.
 
Sementara itu, sejumlah masyarakat yang dilanda pergerakan tanah di Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak mengaku bahwa mereka mendirikan tenda untuk dijadikan tempat mengungsi sehubungan durasi curah hujan cukup lama.

Mereka meninggalkan tempat tinggalnya,karena khawatir bangunan rumah yang sudah retak-retak akibat pergerakan tanah roboh.
 
"Kami bersama warga lainnya terpaksa tinggal di tenda pengungsian untuk menghindari rumah roboh sehubungan curah hujan cukup tinggi dengan intensitas sedang dan ringan,"kata Edi (45) warga Cimarga Kabupaten Lebak.

Pewarta: Mansyur suryana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023