Rinawati Prihatiningsih yang merupakan pengusaha Indonesia dan tergabung dalam G20 EMPOWER, mewakili Indonesia di G20 EMPOWER Inception Meeting pada 11 - 12 Februari di Taj Convention Hotel, Agra, Uttar Pradesh, India.

"Sambutan yang diberikan oleh India sungguh luar biasa. Tema dari pertemuan yang diangkat adalah' Empowering Women to Lead Across Sectors: Role of Digital Skilling and Future Skills'. Jadi, Indonesia diundang untuk berpartisipasi di dua acara. Satu di acara Main Event pada 11 Februarinya,  yang kedua pada 12 Februari di acara Closing Pleanary: Establishing Action across G20 EMPOWER Priorities and Identifying Key Outcomes," kata Rina dalam keterangan yang diterima di Tangerang, Sabtu

Menurutnya ada tiga isu prioritas G20 EMPOWER India Tahun 2023 yakni ‘Women’s Entrepreneurship: A win-win for Equity and Economy’. Kedua adalah ‘Partnership for promoting women’s leadership at all levels including at grassroots’ dan isu prioritas ketiga adalah ‘Education, the key to women’s empowerment and equal workforce participation’.

Dalam mewakili kedua acara tersebut, Indonesia merupakan anggota dari Troika Presidensi G20 Tahun 2023 bersama dengan India sebagai Presidensi Tahun 2023 dan Brasil. Sebab nantinya, Brazil yang akan memegang Presidensi Tahun 2024, yang merupakan bentuk kepemimpinan dalam Presidensi G20.

Lalu, untuk menjaga kesinambungan isu prioritas G20 EMPOWER tahun 2023, dalam pertemuan tersebut, Rina mengaku membawa isu mengawal hasil dan komitmen yang dicapai G20 EMPOWER Presidensi G20 Indonesia tahun 2022. Yakni tentang komitmen Leaders’ G20, khususnya yang tergabung dalam G20 EMPOWER, aliansi yang bertujuan mempercepat kepemimpinan dan pemberdayaan perempuan di sektor swasta.

"Pertama adalah menempatkan perempuan sebagai inti dari upaya untuk pembangunan dan pemulihan yang inklusif dan berkelanjutan. Kedua, komitmen untuk mengatasi ketimpangan distribusi pekerjaan tidak berbayar dan tanggung jawab perawatan antara laki-laki dan perempuan," tutur Rina.

Lanjut yang ketiga, komitmen mengatasi ketidaksetaraan akses digital dan kesenjangan upah. Keempat, komitmen mengambil langkah-langkah untuk menghilangkan hambatan partisipasi ekonomi dan kewirausahaan perempuan. Keenam adalah komitmen melaporkan kemajuan yang telah dilakukan.

"Selain mengawal kesinambungan dari komitmen Leaders G20 yang tertuang di Deklarasi G20 Bali, poin tambahan saya sampaikan pada Panel Discussion, yakni mendorong kerjasama global untuk mengatasi akar penyebab mendasar yang merupakan bias gender struktural yang menyebabkan perempuan memiliki beban lebih tinggi, terkait care economy yang meliputi pekerjaan domestik dan perawatan (anak/orangtua)," kata Rina.

Kemudian membangun terciptanya pendistribusian care economy yang adil dan setara antara laki-laki dan perempuan. Apabila ingin mendorong usaha yang dipimpin perempuan, membuka dan membangun kerjasama bisnis dan ‘new markets’, yang merupakan kunci pertumbuhan dan transisi ekonomi mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

Rina juga mengaku, telah menyampaikan di G20 EMPOWER India, bila praktik baik Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, telah melakukan beberapa intervensi dan implementasi kebijakan untuk memperkuat perempuan dalam UKM.

"Seperti sudah diluncurkannya pelatihan kewirausahaan dengan perspektif gender, strategi nasional untuk program keuangan yang Inklusif. Selain itu saya juga menyampaikan Program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak yang merupakan bentuk sinergi dan kolaborasi berbagai pihak untuk implementasi 5 arahan Presiden Republik Indonesia," kata Rina.

Rina berharap, dengan terwakilinya Indonesia secara langsung, mampu tersampaikan pesan yang selama ini sudah digaungkan untuk menutup kesenjangan gender selaras dengan visi G20 menciptakan pertumbuhan ekonomi yang kuat, seimbang, berkelanjutan, dan inklusif.

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023