Meski berada di tengah-tengah Kota Metropolitan dengan peradaban modern, Jamu Wardut di Pasar Lama, Kota Tangerang tak lekang oleh waktu. 

"Masyarakat dari berbagai kalangan masih setia menikmati jamu tradisional racikan saya," kata Satria penjual Jamu Wardut, di Pasar Lama Tangerang, Rabu (8/2).

Ia mengatakan, jamu tradisional memang identik dengan minuman orang tua, tapi berbeda dengan masyarakat di Kota Tangerang. 

Saat ini, lanjutnya, masyarakat masih banyak yang tertarik dengan minuman herbal atau berbahan tumbuh-tumbuhan yang alami, karena dianggap lebih sehat.

"kita juga penyediaan jamunya masih diparut,” katanya.
 
Lebih lanjut Satria menjelaskan, Jamu Wardut yang memiliki dua cabang itu mengalami lonjakan pembeli pada setiap akhir pekan, tentunya omzet yang didapatkan juga lebih besar daripada hari biasa. 

Hal ini dirasakan langsung oleh penjual Jamu Wardut di cabang Pasar Lama Tangerang.

"Omzet di cabang tersebut berbeda-beda karena weekend lebih rame daripada weekday, jadi kalo
weekday sehari sekitar 700 ribu dan weekend sekitar 1,2 juta,” kata Satria.

Berdasarkan pengakuan Satria, harga bahan-bahan herbal yang didapatkan langsung dari
Pasar Induk Tangerang dan para petani tidak mengalami kenaikan atau penurunan.

“Sejauh ini harga bahan-bahan masih stabil dan kita beli langsung di Pasar Induk Tangerang
dan para petani," ujar Satria.

Dalam sehari, Jamu Wardut dapat menghabiskan sekitar 50 sampai 100 gelas. Sejauh ini jamu
yang paling diminati adalah jamu khusus asam lambung. Menurut pengakuan Satria, tidak
sedikit anak muda yang memesan jamu ini.

“Kita menghabiskan 50 sampai 70 gelas di hari biasa. Sedangkan, di akhir pekan bisa menghabiskan 80-100 gelas per harinya,” kata Satria pula.

Pewarta: Al-Afifi Elfa R

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023