Tangerang (Antara News) - Gubernur Banten menyarankan agar penanggulangan bencana alam di Provinsi Banten seharusnya berbasis pada kearifan lokal di masing-masing wilayah. 

"Pola penanggulangan bencana berbasis kearifan lokal bisa dilakukan agar masyarakat mengetahui bagaimana tentang potensi bencana yang sering terjadi, serta paham akan tanda-tanda alam yang mengisyaratkan datangnya bencana," kata Gubernur Banten Rano Karno saat memimpin 

Apel Siaga Bencana Hari Sadar Bencana dan Peringatan Bulan Pengurangan Resiko Bencana Tingkat Provinsi Banten, di Lapangan Puspitek, Tangerang Selatan, Rabu.

Gubernur mengajak masyarakat untuk bersama-sama menggali nilai-nilai kearifan lokal untuk menjaga keseimbangan alam sekaligus untuk mengetahui apa yang seharusnya dilakukan jika ada bencana.

Menurutnya, Masyarakat sebaiknya diajak memetakan wilayahnya, membuat jalur evakuasi kemana harus menyelamatkan diri jika terjadi bencana, dimana titik aman untuk berkumpul dan instansi mana yang harus dihubungi. Karena hingga kini para ahli sekalipun belum bisa memprediksi kapan waktunya akan terjadi bencana. 

"Semua upaya nyata untuk melibatkan masyarakat agar sadar bencana, sangat sejalan dengan konsep pengembangan masyarakat dimana salah satunya adalah dengan cara menyediakan informasi dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi bencana," kata Rano.

Berkaitan dengan kegiatan peringatan bulan pengurangan resiko bencana, Rano menyatakan, upaya-upaya nyata telah dilakukan oleh pemerintah guna mengantisipasi. Paling utama yang harus dilakukan adalah bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Banten serta seluruh komponen masyarakat. 

"Pemerintah akan terus berupaya secara optimal untuk bekerja guna memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman dan dampak bencana," katanya.

Apel Siaga Bencana diikuti oleh Ratusan personil gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BNPB, BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten/Kota, Pecinta alam dan Pelajat.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur juga memberikan bantuan pompa air sebanyak 62 buah untuk wilayah yang dilanda kekeringan di Banten.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015