Jakarta (Antara News) - Ekonom Didik J. Rachbini memastikan sejumlah sektor masih mampu bertumbuh ditengah krisis ekonomi bahkan di atas pertumbuhan ekonomi karena didukung pasar menengah yang masih memiliki daya beli.

"Sektor tersebut diantaranya IT dan telekomunikasi, transportasi, perumahan, dan konstruksi," kata Didik dalam diskusi ekonomi di Maxx Box Orange County Lippo Cikarang di Cikarang, Rabu.

Didik mengatakan perlambatan ekonomi di Indonesia disebabkan dua hal yakni turunnya sejumlah komoditi bahan mentah seperti batu bara, minyak sawit, dan karet, serta disebabkan melemahnya nilai tukar rupiah.

Didik menyampaikan terdapat 50 juta kelas menengah di Indonesia yang dapat menjadi sasaran industri saat ini sehingga dengan memanfaatkan pasar tersebut industri dapat mempertahankan usahanya sampai krisis ekonomi berakhir.

Didik menyampaikan pemerintah dalam kondisi ini harus segera mengeluarkan paket-paket kebijakan yang dapat mendorong investasi .

"Indonesia meskipun masih banyak permasalahan dan hambatan investasi tetapi masih masuk dalam radar investasi dunia atau masih masuk dalam daftar 20 negara dengan nilai PMA terbesar untuk tahun 2013," ujar Didik.

Didik juga menunjukkan fakta bahwa Indonesia masih merupakan negara terbaik ketiga dalam prospek investasi ke depan sesuai survei UNCTAD,

Hambatan terbesar investasi di Indonesia adalah infrastruktur, birokrasi, dan ketersediaan listrik. Bahkan untuk birokrasi Didik melihat masih ada biaya 15 sampai 20 persen yang sebenarnya masih dapat dikurangi, ujar dia.

Sedangkan menurut Vice President Cushman & Wakefield Handa Sulaiman mengatakan sektor properti untuk hunian masih tumbuh dengan baik perlambatan terjadi pada rental perkantoran di Jakarta yang dipengaruhi melemahnya mata uang rupiah.

Sektor industri saat ini lebih banyak berasal dari industri kecil dan menengah sehingga banyak penjualan kawasan industri yang berasal dari segmen ini, jelas Handa.

Hal ini juga diakui Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk Meow Chong Loh yang mengatakan investasi baru yang megajukan permohonan sebagian besar berasal dari industri kecil dan menengah asal Jepang, Taiwan, dan Korea.

Dia mengatakan dalam rangka menarik investasi PT Lippo Cikarang Tbk terus berupaya menciptakan iklim yang aman dan nyaman bagi investor. Terbukti meskipun ekonomi belum membaik investasi di Cikarang masih menarik.

"Industri kecil itu biasanya hanya membutuhkan lahan 2000 meter persegi saat ini untuk Jepang sendiri terdapat 1,5 juta industri manufaktur kecil dan menengah di Tokyo, Osaka, dan Nagoya. Ini yang menjadi potensi pasar bagi kami," ujar Meow.

Dia mengatakan bagi pengusaha Jepang tidak menguntungkan apabila berinvestasi di negaranya untuk itu mereka harus merelokasi industrinya ke negara-negara lain yang biaya ekonominya masih menguntungkan termasuk dalam hal ini Indonesia.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015