Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Tangerang, Banten meminta kepada para pemilik dan peternak hewan sapi di daerah itu untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD).
"Seiring munculnya kasus Lumpy Skin Disease di beberapa daerah, maka kami minta kepada para peternak hewan untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu menjaga kesehatan ternaknya," kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner pada DPKP setempat, Joko Ismadi di Tangerang, Senin.
Baca juga: Satu rumah di Tangerang roboh akibat angin kencang
Ia mengatakan, sejauh ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan telah menyiapkan sejumlah strategis sebagai upaya penanggulangan penyakit LSD tersebut.
"Dan upaya kita dalam mengantisipasi adanya kasus LDS ini yaitu melakukan komunikasi dengan sejumlah instansi lain, seperti Dinkes dan BPBD serta memberikan edukasi kepada masyarakat/peternak hewan," ujarnya.
Selain itu, kata dia, dalam bentuk upaya antisipasi ditemukannya kasus LDS pada hewan ternak itu. Maka, pihaknya akan melakukan surveilans secara rutin yang dilakukan oleh tim Satgas Penanganan Kesehatan Hewan.
"Strategi lainnya yaitu surveilans, nanti kita lakukan pengambilan sampel di beberapa lapak peternak hewan. Dan kegiatan ini sangat penting dalam pencegahan dan penekanan kasus LDS," katanya.
Ia juga menjelaskan, bahwa penyakit LSD ini merupakan penyakit infeksius hewan ternak sapi dan kerbau yang disebabkan oleh virus Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang masuk dalam genus Capripoxvirus.
Kemudian, penyebaran virus LSD ke hewan ternak lainnya dinilai cukup cepat sehingga membahayakan dan berpotensi terjadi wabah di tempat lain.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau kepada para peternak untuk segera melaporkan kepada petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) terdekat, jika ditemukanya kasus LDS menjangkit ternaknya.
"Kami juga minta kandang ternak itu ditingkatkan kebersihannya, diberi desinfektan secara rutin, ternak diberikan pakan yang bersih dan berkualitas, serta pengendalian lalu lintas hewan rentan dengan segera dilakukan vaksinasi," ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk sejauh ini kasus Lumpy Skin Disease di Kabupaten Tangerang belum ada pelaporan ditemukan hewan ternak terjangkit penyakit LDS.
"Sejauh ini belum, tapi kita terus monitor dan awasi agar dapat kita antisipasi," kata dia.
Diketahui, sejak awal 2022 kasus LSD muncul di beberapa kabupaten/kota Provinsi Riau dan hingga saat ini sudah merebak di beberapa daerah di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), saat ini terjadi 527 kasus LSD di Riau, 564 kasus di Aceh, 73 kasus di Sumatera Utara, 13 kasus di Jambi, dan 4 kasus di Sumatera Barat dengan total 1.181 ekor. Kementan mencatat satu kasus kematian sapi dilaporkan karena terkena penyakit LSD di Indragiri Hulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Seiring munculnya kasus Lumpy Skin Disease di beberapa daerah, maka kami minta kepada para peternak hewan untuk meningkatkan kewaspadaan dan selalu menjaga kesehatan ternaknya," kata Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner pada DPKP setempat, Joko Ismadi di Tangerang, Senin.
Baca juga: Satu rumah di Tangerang roboh akibat angin kencang
Ia mengatakan, sejauh ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan telah menyiapkan sejumlah strategis sebagai upaya penanggulangan penyakit LSD tersebut.
"Dan upaya kita dalam mengantisipasi adanya kasus LDS ini yaitu melakukan komunikasi dengan sejumlah instansi lain, seperti Dinkes dan BPBD serta memberikan edukasi kepada masyarakat/peternak hewan," ujarnya.
Selain itu, kata dia, dalam bentuk upaya antisipasi ditemukannya kasus LDS pada hewan ternak itu. Maka, pihaknya akan melakukan surveilans secara rutin yang dilakukan oleh tim Satgas Penanganan Kesehatan Hewan.
"Strategi lainnya yaitu surveilans, nanti kita lakukan pengambilan sampel di beberapa lapak peternak hewan. Dan kegiatan ini sangat penting dalam pencegahan dan penekanan kasus LDS," katanya.
Ia juga menjelaskan, bahwa penyakit LSD ini merupakan penyakit infeksius hewan ternak sapi dan kerbau yang disebabkan oleh virus Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) yang masuk dalam genus Capripoxvirus.
Kemudian, penyebaran virus LSD ke hewan ternak lainnya dinilai cukup cepat sehingga membahayakan dan berpotensi terjadi wabah di tempat lain.
Kendati demikian, pihaknya mengimbau kepada para peternak untuk segera melaporkan kepada petugas Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) terdekat, jika ditemukanya kasus LDS menjangkit ternaknya.
"Kami juga minta kandang ternak itu ditingkatkan kebersihannya, diberi desinfektan secara rutin, ternak diberikan pakan yang bersih dan berkualitas, serta pengendalian lalu lintas hewan rentan dengan segera dilakukan vaksinasi," ungkapnya.
Ia menambahkan, untuk sejauh ini kasus Lumpy Skin Disease di Kabupaten Tangerang belum ada pelaporan ditemukan hewan ternak terjangkit penyakit LDS.
"Sejauh ini belum, tapi kita terus monitor dan awasi agar dapat kita antisipasi," kata dia.
Diketahui, sejak awal 2022 kasus LSD muncul di beberapa kabupaten/kota Provinsi Riau dan hingga saat ini sudah merebak di beberapa daerah di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian (Kementan), saat ini terjadi 527 kasus LSD di Riau, 564 kasus di Aceh, 73 kasus di Sumatera Utara, 13 kasus di Jambi, dan 4 kasus di Sumatera Barat dengan total 1.181 ekor. Kementan mencatat satu kasus kematian sapi dilaporkan karena terkena penyakit LSD di Indragiri Hulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023