Dinas Peternakan Kabupaten Lebak, Banten, menyebutkan usaha peternakan masih menjadi andalan ekonomi masyarakat di wilayahnya, karena didukung lahan pakan rumput hijau, yang luas.
"Kebanyakan ternak di sini oleh pengembala dilepasliarkan di lahan rerumputan hijau sebagai pakan," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Banten, Kamis.
Baca juga: Warga Kabupaten Lebak diminta waspadai hujan dini hari
Pemerintah Kabupaten Lebak terus meningkatkan populasi ternak yang dikembangkan masyarakat agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga terpenuhi ketersediaan daging.
Menurut dia, masyarakat mengembangkan peternakan jenis kerbau, sapi, domba, kambing, dan unggas.
"Kami mendorong usaha peternakan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat," katanya.
Ia juga mengatakan berdasarkan data Distanak Kabupaten Lebak, jumlah populasi ternak kerbau 13.000 ekor, sapi 3.000 ekor, domba 62.107 ekor, kambing 36.217 ekor, dan unggas tiga juta ekor.
Saat ini, Kabupaten Lebak masuk kategori daerah sentra penghasil peternakan.
Bahkan, lanjutnya, saat Idul Fitri dan Idul Adha, ternak Kabupaten Lebak dipasok ke luar daerah seperti Tangerang, Jakarta, Bekasi, Cikarang, dan Bogor.
Sebagian besar peternakan besar yang dikembangkan masyarakat jenis kerbau lumpur yang berat badannya bisa mencapai 500-600 kilogram.
Sedangkan, harga jualnya di kisaran Rp15 juta-Rp 30 juta per ekor dan diperkirakan perputaran uang dari sektor peternakan milik masyarakat mencapai ratusan miliar rupiah per tahun.
"Jika hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, para peternak kerbau dan sapi bisa meraup keuntungan puluhan juta rupiah per tahun," kata Rahmat.
Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Lebak menerapkan rekayasa teknologi inseminasi buatan (IB) dan membuka posko pelayanan di sejumlah kecamatan.
Penerapan teknologi IB guna meningkatkan produksi populasi ternak milik masyarakat.
Di samping itu, pemerintah setempat menyalurkan bantuan usaha budi daya peternakan kerbau dan sapi guna mendukung swasembada daging.
"Kami berharap melalui bantuan itu dapat mengembangkan usaha peternakan untuk tumbuh dan berkembang," katanya.
Sementara itu, Dudung (55), peternak kerbau di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengaku usaha peternakan masih menjadi andalan pendapatan ekonominya.
Menurut dia, peternak setiap tahun bisa menjual antara tiga sampai empat ekor dengan pendapatan Rp60 sampai Rp70 juta per tahun.
"Kami bisa memperbaiki rumah dan menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi dari hasil usaha ternak kerbau," kata Dudung, yang memiliki 20 ekor kerbau itu.
Sementara itu, Rahman (60), warga Cileles, mengaku dirinya sudah mengembangkan usaha sapi selama 20 tahun dan hingga kini masih menjadikan andalan ekonomi keluarga.
Pengembangan usaha ternak sapi di Kabupaten Lebak kebanyakan dari peninggalan orang tua, karena terdapat perkebunan kelapa sawit sehingga tumbuh rerumputan yang hijau untuk dijadikan pakan ternak kerbau.
Setiap hari, ratusan ekor sapi dan kerbau dilepas di lahan perkebunan untuk memanfaatkan rerumputan itu.
Selama ini, warga yang berada sekitar perkebunan kelapa sawit masih menjadikan andalan ekonomi dari usaha ternak sapi itu.
"Kami setiap tahun bisa menjual sapi lima ekor dengan penghasilan Rp120 juta," kata Rahman.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023
"Kebanyakan ternak di sini oleh pengembala dilepasliarkan di lahan rerumputan hijau sebagai pakan," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Banten, Kamis.
Baca juga: Warga Kabupaten Lebak diminta waspadai hujan dini hari
Pemerintah Kabupaten Lebak terus meningkatkan populasi ternak yang dikembangkan masyarakat agar dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga terpenuhi ketersediaan daging.
Menurut dia, masyarakat mengembangkan peternakan jenis kerbau, sapi, domba, kambing, dan unggas.
"Kami mendorong usaha peternakan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat," katanya.
Ia juga mengatakan berdasarkan data Distanak Kabupaten Lebak, jumlah populasi ternak kerbau 13.000 ekor, sapi 3.000 ekor, domba 62.107 ekor, kambing 36.217 ekor, dan unggas tiga juta ekor.
Saat ini, Kabupaten Lebak masuk kategori daerah sentra penghasil peternakan.
Bahkan, lanjutnya, saat Idul Fitri dan Idul Adha, ternak Kabupaten Lebak dipasok ke luar daerah seperti Tangerang, Jakarta, Bekasi, Cikarang, dan Bogor.
Sebagian besar peternakan besar yang dikembangkan masyarakat jenis kerbau lumpur yang berat badannya bisa mencapai 500-600 kilogram.
Sedangkan, harga jualnya di kisaran Rp15 juta-Rp 30 juta per ekor dan diperkirakan perputaran uang dari sektor peternakan milik masyarakat mencapai ratusan miliar rupiah per tahun.
"Jika hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, para peternak kerbau dan sapi bisa meraup keuntungan puluhan juta rupiah per tahun," kata Rahmat.
Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Lebak menerapkan rekayasa teknologi inseminasi buatan (IB) dan membuka posko pelayanan di sejumlah kecamatan.
Penerapan teknologi IB guna meningkatkan produksi populasi ternak milik masyarakat.
Di samping itu, pemerintah setempat menyalurkan bantuan usaha budi daya peternakan kerbau dan sapi guna mendukung swasembada daging.
"Kami berharap melalui bantuan itu dapat mengembangkan usaha peternakan untuk tumbuh dan berkembang," katanya.
Sementara itu, Dudung (55), peternak kerbau di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengaku usaha peternakan masih menjadi andalan pendapatan ekonominya.
Menurut dia, peternak setiap tahun bisa menjual antara tiga sampai empat ekor dengan pendapatan Rp60 sampai Rp70 juta per tahun.
"Kami bisa memperbaiki rumah dan menyekolahkan anak hingga perguruan tinggi dari hasil usaha ternak kerbau," kata Dudung, yang memiliki 20 ekor kerbau itu.
Sementara itu, Rahman (60), warga Cileles, mengaku dirinya sudah mengembangkan usaha sapi selama 20 tahun dan hingga kini masih menjadikan andalan ekonomi keluarga.
Pengembangan usaha ternak sapi di Kabupaten Lebak kebanyakan dari peninggalan orang tua, karena terdapat perkebunan kelapa sawit sehingga tumbuh rerumputan yang hijau untuk dijadikan pakan ternak kerbau.
Setiap hari, ratusan ekor sapi dan kerbau dilepas di lahan perkebunan untuk memanfaatkan rerumputan itu.
Selama ini, warga yang berada sekitar perkebunan kelapa sawit masih menjadikan andalan ekonomi dari usaha ternak sapi itu.
"Kami setiap tahun bisa menjual sapi lima ekor dengan penghasilan Rp120 juta," kata Rahman.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023