Program Studi Arsitektur Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Tangerang Selatan Banten melibatkan praktisi arsitek dari perusahaan berskala nasional terkemuka tentang Redesain Kurikulum S1dan Program Profesi Arsitek (PPAr).

Kepala program studi Arsitektur UPJ yakni Ratna Safitri di Tangerang Kamis mengatakan upgrade kurikulum dilaksanakan dengan adanya dukungan hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) yang diterima oleh Prodi Arsitektur UPJ.

Selain itu, UPJ juga berkomitmen untuk mencetak lulusan yang mampu merancang dan menguasai ilmu arsitektur hijau berkelanjutan, berjiwa wirausaha dalam bidang arsitektur, dan berdaya saing global. 

“Calon arsitek saat ini harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Selain itu, mereka harus memiliki pengetahuan yang mumpuni menyangkut keterbangunan rancangan, arsitektur hijau, arsitektur perkotaan, juga komputasi dalam arsitektur, sehingga kedepannya dapat menjadi seorang designer maupun project leader,” kata Ratna Safitri di Tangerang.

Sementara itu praktisi arsitektur dan penggiat dunia industri dari perusahaan nasional yang dilibatkan diantaranya PT. Arkonin, PT. Jaya Real Property serta alumni dari program studi Arsitektur UPJ. Keterlibatan praktisi ini untuk melakukan sinkronisasi antara kebutuhan mata kuliah dengan kebutuhan dunia kerja. 
 
Dijelaskannya institusi pendidikan dan dunia industri harus bekerja sama dan bersinergi secara berkesinambungan untuk menghasilkan lulusan dengan kemampuan yang relevan dengan kebutuhan di setiap zaman. 

Para lulusan diharapkan siap menghadapi berbagai tantangan di era disrupsi seperti saat ini. Pendidikan arsitek di Indonesia mengacu pada UU Perguruan Tinggi No. 12 Tahun 2012 untuk menjadi sarjana dibutuhkan pendidikan selama empat tahun ditambah dengan pendidikan profesi satu tahun. "Jadi, butuh 5 tahun untuk menjadi arsitektur," ujarnya.

Selain pendidikan S1, UPJ juga berencana membuka Program Profesi Arsitek (PPAr). Selama menempuh pendidikan S1 beserta Program Profesi Arsitek (PPAr) di UPJ mahasiswa akan mempelajari mata kuliah seperti perancangan arsitektur, arsitektur hijau, komputasi dalam arsitektur, ekonomi bangunan, desain partisipatif, real estate, studi perkotaan dan permukiman, arsitektur dan perilaku, kritik arsitektur, perancangan interior, arsitektur lanskap, dan lainya. 

"Tentunya kegiatan pembelajaran juga akan melibatkan mitra dunia usaha dan dunia industri Pembangunan Jaya sebagai living lab," ujarnya.

Isdianto Prasetyotomo dari PT. Jaya Real Property mengatakan rancangan kurikulum prodi arsitektur sudah sangat baik dan sudah menjembatani kebutuhan industri. 
 
"Kurikulum prodi arsitektur di UPJ menekankan pada arsitektur hijau dan penerapan teknologi dalam arsitektur. Selain kemampuan dan kompetensi perancangan desain arsitektur, para mahasiswa juga dibekali dengan materi project management dimana mahasiswa dipersiapkan menjadi seorang pemimpin yang mampu membangun tim efektif,'' ujar Isdianto. 
 
Afrizal Zamri dari PT Arkonim menuturkan penggunaan teknologi Building Information Modelling (BIM) sangat penting bagi profesi arsitek masa kini. 
 
"Prodi arsitektur UPJ sudah berhasil menyesuaikan rancangan kurikulum  pendidikan s1 beserta profesi arsitektur yang dapat ditempuh selama 5 tahun. Dengan mengedepankan kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh arsitek, seperti memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai keterbangunan. Terbukti dengan adanya materi perkuliahan terkait struktur dan utilitas mulai dari bangunan sederhana hingga bentang lebar dan bangunan tinggi. Ditambah lagi sudah menerapkan teknologi Building Information Modeling (BIM)," ujarnya.

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023